Hindari Kontaminasi Sayur dan Buah Lewat Kotoran Hewan Peliharaan

Otis, seekor buldog milik Christopher Burke, berlarian di antara buah labu di Muzzi’s Pumpkin Patch and Corn Maze si San Gregorio, Calif., Sabtu 22 Oktober 2005 (foto: AP Photo/Susan Regan)
banner 468x60

READ.ID – Kotoran hewan yang mencemari sayur dan buah segar adalah salah satu penyebab utama penyakit yang ditularkan lewat makanan. Jadi pasar sayur dan buah-buahan segara dan peladang yang langsung menjual sayur dan buah-buahannya di kebun yang khawatir akan kontaminasi dari kotoran hewan semakin berusaha untuk melarang hewan peliharaan di sekitar tanaman sayur dan buah-buahan mereka.

Mereka yang berkebun di rumah juga harus waspada.


banner 468x60

Banyak bibit penyakit yang mempengaruhi keamanan makanan berasal dari sistem pencernaan hewan, ujar Diane Wright Hirsch, seorang tenaga Penyuluh senior di the University of Connecticut.

“Sumber bakteri Salmonella, E. coli, parasit dan mikroba penyakit lainnya yang terkait dengan penyakit yang terkait dengan pencemaran makanan dapat berasal dari kotoran manusia, anjing, kucing, sapi, atau rusa,” ujar Hirsch.

Wabah bakteri E. coli telah ditemukan pada daging, daging unggas, dan sayur maupun buah segar, khususnya selada. Bakteri Salmonella telah ditemukan pada telur, daging unggas, daging babi, tauge, mentimun, dan blewah, sementara bakteri Listeria monocytogenes dapat dijumpai hampir di semua makanan, termasuk daging yang diproses, keju, apel, dan sayur-sayuran beku, menurut lembar fakta yang dipublikasikan oleh University of Connecticut.

Kesemuanya adalah pemicu penyakit serius, khususnya bagi anak-anak dan lansia.

Kontaminasi dapat tersebar melalui air irigasi, hewan, pekerja yang kurang menjaga kebersihan, wadah panen, dan perlengkapan yang kotor.

Penting untuk mencegah terseraknya kotoran hewan dan unggas dari kebun di perumahan atau milik masyarakat dan sejauh mungkin dari pasar sayur dan buah-buahan serta penjual sayur dan buah-buahan di pinggir jalan.

“Saya sudah pernah menyaksikan seekor anjing yang membuang air seni di sudut lapak pasar penjual sayur dan buah-buahan, dan anjing lainnya menyorongkan kepalanya pada sayur dan buah-buahan (kita tidak tau apa yang telah dimakan atau dijilat sebelumnya),” ujar Hirsch dalam sebuah email.

“Para petani bekerja keras untuk menghasilkan buah dan sayur yang aman – jadi mengapa membiarkan anjing peliharaan seseorang menjilatinya, atau mencemarinya?” ujarnya.

Banyak pasar sayur dan buah-buahan segar yang telah melarang anjing lalu-lalang di sekitar pasar, makanan, atau sayur dan buah-buahan yang dipanjang, dengan mengemukakan kekhawatiran bahwa hewan itu dapat merusak barang dagangan, atau khawatir akan keamanan dan kebersihan bahan pangan akan tercemar.

Olney Farmers and Artist Market di Maryland berupaya keras untuk mengatasi isu ini selama bertahun-tahun sebelum akhirnya melarang keberadaan anjing yang berlalu-lalang di lokasi mereka, ujar Jannet Terry, direktur utama Olney.

“Tidak terbayangkan apa yang akan terjadi apabila seekor anjing buang air besar di pasar kami. Sama juga tidak terbayangkannya apabila seekor anjing terlepas dari tali kekangnya dan menyerang seorang anak,” ujar Terry. “Insiden seperti ini pernah terjadi di salah satu pasar besar di Baltimore beberapa tahun lalu. Kami hanya tidak ingin mengambil risiko.”

Beberapa pemilik anjing peliharaan marah tentang larangan untuk membawa anjing, ujar Terry. “Kabar baiknya, setelah 11 musim, sebagian besar keberatan tidak terdengar lagi. Kami percaya kami telah melakukan hal yang benar.”

Beberapa saran dari Pusat Penyuluhan Pertanian University of Connecticut untuk meminimalisir ancaman pencemaran keamanan pangan:

– Gunakan air bersih saat menyiram sayur dan buah-buahan. Jangan gunakan air hujan atau sumber air terbuka lainnya.

– Selalu cuci tangan sebelum memanen sayur dan buah-buahan, jangan memanen sayur atau buah-buahan saat anda tidak sehat.

– Gunakan kotoran hewan yang telah diubah menjadi kompos yang telah mendapat perlakuan untuk merusak potensi penyebaran bibit penyakit, atau tunggu 120 hari sebelum memanen setelah tanaman diberi pupuk kandang atau kompos yang tidak mendapat perlakuan tertentu.

– Usahakan agar lokasi kebun jauh dari sumber pencemaran, dan lindungi kebun dari gangguan ayam, hewan liar, dan hewan peliharaan.

Tidak banyak yang dapat anda perbuat saat hewan membuang kotorannya pada sayur dan buah-buahan atau di dekatnya, ujar Hirsch.

“Untuk sayur dan buah-buahan yang siap dipanen atau mendekati masa panen tercemar, jangan dipanen, jangan dimakan,” ujarnya. “Risikonya terlalu besar.”

Sumber : VOA Indonesia

Baca berita kami lainnya di


banner 468x60
banner 728x90

Leave a Reply