READ.ID – Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Gorontalo yang ke-292 mesti dijadikan momentum sebagai evaluasi segala kekurangan daerah. Demikian disampaikan Ketua DPRD Kota Gorontalo, Hardi Sidiki.
Kata dia, HUT juga merupakan hari yang sakral. Oleh karena itu, perayaannya juga mesti berbarengan dengan hal-hal yang dapat membangun daerah.
“Jadi, bagaimana mengevaluasi apa-apa saja yang sudah dilakukan dalam roda pemerintahan,” ucap Hardi Sidiki saat rapat paripurna dalam rangka HUT Kota Gorontalo yang ke-292.
Paripurna digelar di ruang Aula Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Gorontalo, Jumat (19/03/2021).
Suasana ruang aula dihiasi berbagai nuansa adat daerah. Bahkan, anggota DPRD Kota Gorontalo dan para undangan yang hadir dalam rapat parpurna menggunakan pakaian adat daerah.
Itu dilakukan dengan harapan dapat menumbuhkan kecintaan terhadap adat dan budaya di daerah Kota Gorontalo.
Dalam rapat paripurna tersebut, DPRD Kota Gorontalo berjalan dengan lancar dan aman. Para undangan tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menjaga jarak.
Selain itu, dalam ruangan pun disediakan alat penyerap virus agar bisa memutus rantai penyebaran Covid-19.
Rapat paripurna dipimpin langsung Hardi Sidiki dan didampingi Wakil Ketua DPRD Mohammad Rivai Bukusu serta jajaran anggota dewan lainya.
Terdapat kurang lebih 250 undangan yang terdiri dari para pimpinan-pimpinan yang ada di daerah.
Hardi Sidiki mengatakan perayaan HUT itu sunguh sangat menarik jika menelisik sejarah pembagunan Kota Gorontalo yang begitu panjang dan penuh pengorbanan.
Karena, kata dia, banyak pejuang-pejuang yang telah mengorbankan segalanya sehinga Kota Gorontalo semakin maju.
“Mari kita sama-sama mengambil pelajaran dari sejarah agar timbul semangat dalam membangun Kota Gorontalo,” katanya.
Hardi Sidiki mengajak semua elemen pemerintah dan masyarakat untuk bekerja sama guna menjadikan Kota Gorontalo yang aman dan tentram seperti yang diharapkan bersama.
“Seperti cita-cita kita bersama untuk menjadikan Gorontalo sebagai Kota Smart yaitu sejahtra, maju, aktif, religius, dan mandiri,” pungkasnya.
(Aden/Read)