READ.ID – Desa Hutadaa, Kecamatan Telaga Jaya bakal jadi percontohan pengembangan peternakan kambing di Provinsi Gorontalo. Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim saat meninjau usaha peternakan kambing di Desa Hutadaa, Kamis (11/6/2020).
Peternakan yang dirintis sejak akhir tahun 2019 itu mengembangkan beberapa jenis kambing, di antaranya etawa, kaligesing, manila, dan kambing lokal.
“Peternakan kambing di Hutadaa ini sudah cukup maju. Kandangnya tertata baik, pemeliharaan dan perawatan kesehatan ternak juga dilakukan secara rutin. Kita inginkan nantinya peternakan ini menjadi percontohan pengembangan peternakan kambing di Provinsi Gorontalo,” kata Wagub Idris Rahim.
Idris mengutarakan, peternakan merupakan salah satu sektor unggulan Pemprov Gorontalo dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemprov Gorontalo memberikan stimulan kepada peternak melalui pemberian bantuan ternak yang dari tahun ke tahun jumlahnya terus meningkat.
Populasi ternak kambing di Provinsi Gorontalo juga mengalami kenaikan sebesar 18,93 persen pada tahun 2018. Pada tahun 2019, jumlah bantuan kambing yang disalurkan Pemprov Gorontalo sebanyak 231 ekor. Berdasarkan data dari Bidang Peternakan Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, jumlah bantuan tersebut meningkat menjadi 341 ekor pada tahun 2020, terdiri dari 310 ekor betina dan 31 ekor jantan.
“Tahun ini jumlah bantuan ternak kambing meningkat menjadi 341 ekor yang disalurkan kepada peternak di seluruh Provinsi Gorontalo,” ujar Wagub Gorontalo dua periode tersebut.
Sementara itu Atung, pemilik peternakan kambing tersebut mengatakan, hingga saat ini jumlah kambing dipeternakannya sebanyak 130 ekor dan 18 ekor di antaranya kambing jenis etawa kaligesing jantan. Kambing jenis ini dikenal sebagai kambing kontes yang memiliki ukuran tubuh yang besar dengan tinggi hingga satu meter.
“Ada 18 ekor kambing kontes dari ras etawa kaligesing yang kami pelihara. Kami berencana pada bulan Agustus mendatang akan menggelar kontes kambing di Gorontalo, tetapi karena virus Corona, kontes itu masih kami tunda,” tutur Atung.
Dalam pengembangan peternakannya, Atung dibantu oleh empat orang pekerja yang bertugas memberi pakan, perawatan berupa pemberian vitamin, obat cacing, dan suntikan, serta membersihkan kandang.
“Untuk pakannya kami menggunakan rumput odot, daun pohon jati, daun nangka, gamal, lantoro, dan ampas tahu. Khusus untuk ampas tahu setiap hari kami membutuhkan 15 karung,” tandasnya. (Adv/RL/Read)