Ilmu Tak Menjamin Akhlak: Guru Besar UGM Terbukti Lakukan Kekerasan Seksual

READ.ID,- Lagi-lagi dunia akademik kita tercoreng. Kali ini, giliran seorang guru besar dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang kedapatan mencampur ilmu dengan kelakuan bejat. Inisialnya EM cukup satu huruf, karena dua huruf bisa bikin malu keluarga besar kampus. Terbukti melakukan kekerasan seksual terhadap sejumlah mahasiswa, EM kini bukan lagi dikenal karena keahlian farmasinya, melainkan karena “racikan” sikap predatorisnya.

Seperti dilansir JPNN.com, EM dinyatakan bersalah dalam kasus kekerasan seksual. Tapi tenang saja, seperti biasa, publik akan segera diminta “berpikir positif”, “melihat sisi baiknya”, dan “tidak mencoreng nama institusi”. Ya, karena di negeri ini, nama baik institusi lebih sakral daripada keselamatan mahasiswi.

Kampus yang katanya “kerakyatan” ini tentu sedang sibuk rapat: bukan untuk memberi dukungan kepada korban, tapi lebih mungkin sedang menyusun rilis pers yang terdengar simpatik namun tetap menjaga citra. Di sisi lain, publik bertanya-tanya: berapa banyak lagi EM-EM lain yang masih berkeliaran di lorong-lorong fakultas, pakai jas almamater tapi hatinya gelap?

Satirnya, para mahasiswa seringkali diwajibkan ikut seminar “etika profesi”, sementara pelanggar etika justru dapat ruang untuk mengajar. Ironis? Tidak juga. Ini sudah jadi bagian dari kurikulum diam-diam di banyak kampus: ‘bagaimana menyembunyikan dosa dengan intelektualitas’.

UGM belum memberi keterangan resmi yang utuh. Namun, jika sejarah jadi patokan, biasanya akan muncul tiga tahap: 1) mengaku terkejut, 2) membentuk tim investigasi, dan 3) berharap publik cepat lupa.

Kepada para korban, negeri ini belum tentu bisa memberi keadilan. Tapi semoga publik bisa terus bersuara setidaknya agar “guru besar” macam EM tahu, gelar akademik tak bisa melindungi dari murka moral masyarakat.*****

Baca berita kami lainnya di

Exit mobile version