READ.ID – Agus Lahinta Creative Director Rumah Karawo Gorontalo mengaku pihaknya kewalahan penuhi permintaan pasar, sebab hingga saat ini permintaan kain sulaman khas Gorontalo “Karawo” terus mengalami peningkatan.
Ia mencontohkan, untuk aktivitas industri Karawo dari “Rumah Karawo” yang ia jalankan, permintaan naik sekitar 40-50 persen, sementara ketersediaan perajin Karawo hanya naik 20-25 persen.
“Penjahit hanya naik 20-25 persen, efeknya kepada konsumen Karawo yang harus menunggu 2 bulan untuk bisa mendapatkan kain sulaman Karawo,” kata Agus Lahinta.
Ia menjelaskan permintaan kain sulaman Karawo ini, terus mengalami peningkatan sejak dirinya memperkenalkan Karawo di ajang Counture Fashion Week New York, Amerika Serikat bersama Bank Indonesia.
“Akibatnya sejumlah permintaan Karawo baru bisa dipenuhi pada November 2019 mendatang karena keterbatasan produksi dari para perajin,” tambahnya.
Ia mengaku menerapkan kualitas desain tinggi, sementara para perajin tidak ingin tergesa-gesa dalam melakukan sulaman Karawo itu sendiri. Kendala lainnya yaitu apabila musim panen tiba, para perajin yang sebagiannya beraktivitas sektor pertanian, menunda melakukan sulaman Karawo.
Perajin yang ada saat ini hanya sekitar 50 orang, sementara untuk memenuhi pasar idealnya harus sekitar 150 orang.