banner 468x60

Insentif Tenaga Kesehatan Tangani COVID Gorontalo Sebesar Rp5,9 Miliar

Insentif Tenaga Kesehatan

READ.ID – Pemerintah Kota Gorontalo menyediakan alokasi anggaran sebesar Rp5,9 Milyar untuk pembayaran insentif tenaga kesehatan yang menangani Covid-19 di dua rumah sakit daerah dan puskesmas.

Ketersediaan dana dan kesiapan pembayaran insentif tenaga kesehatan ini, disampaikan Walikota Gorontalo Marten Taha pada rapat Forkopimda Tingkat Provinsi Gorontalo, dipimpin Gubernur Rusli Habibie secara virtual, Senin (26/7/2021).

Anggaran ini khusus insentif tenaga kesehatan penanganan Covid-19, kata Wali Kota, terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, bidan perawat dan tenaga kesehatan lainnya.

Menurutnya, angka ini belum termasuk penanganan pasien umum. Bila dihitung dukungan penanganan belanja kesehatan dan belanja prioritas lainnya sebesar 42,9 Milyar rupiah.

Marten pun mengakui, bila anggaran tersebut sudah siap dibayarkan. Namun, mengalami keterlambatan, karana masih melalui review BPKP.

“Kami pun berharap, mekanisme pembayaran insentif nakes jangan hanya menjadi tanggung jawab daerah, tapi menjadi solusi bersama,” tegas Wali Kota.

Ditambahkannya, untuk pemanfaatan dana tersebut, pihaknya telah mengucurkannya kesejumlah fasilitas kesehatan pemerintah, seperti di RSUD Aloei Saboe yang memperoleh Rp4,7 Milyar, Rp1 Milyar untuk RSUD Otanaha dan Puskesmas sebesar Rp200 Juta.

“Mengingat, selain rumah sakit, ada juga puskemas yang melakukan tracing dan surveilans,” kata marten.

Sementara itu, untuk ketentuan alokasi bidang kesehatan, ungkap Marten, juga menjadi syarat pemerintah pusat untuk melakukan transfer dana alokasi umum (DAU) bagi daerah, yakni sebesar 8 persen dari DAU.

“Hari kamis setiap bulan, pemkot mengirim realisasi data dukungan realisasi penanganan belanja kesehatan dan nakes lainnya ke Kementerian Keuangan. Sebab, jika tidak mencapai 8 persen, akan mempengaruhi pencairan DAU ke daerah,” tambah Wali Kota.

Disamping itu, terkait realisasi anggaran insentif tenaga kesehatan, pihaknya pun sudah merealisasikan anggaran tersebut sekitar Rp3,5 Milyar untuk penanganan di rumah sakit daerah Aloei Saboe dan Otanaha.

Tetapi, kata Marten, dirinya pun mengakui jika ketersediaan anggaran tersebut tidak akan dapat memenuhi kebutuhan jasa tenaga kesehatan selama satu tahun. Menurutnya, Pemkot sendiri tidak akan sanggup membiayai secara mandiri kebutuhan tersebut.

Wali Kota menilai, jika dihitung dari bulan Januari sampai Desember tahun ini, minimal dibutuhkan 14 Milyar setahun. Angka ini diprediksi bisa melonjak ketika melihat kondisi meningkatnya pasien Covid-19,

“Oleh sebab itu, kami mohon bantuan dukungan anggaran dan pemerintah provinsi dan pusat,” ujarnya.

Permintaan ini, bagi Marten sendiri sangatlah beralasan. Sebab, awalnya pembebanan insentif tenaga kesehatan penanganan covid-19 menjadi tanggung jawab Kemenkes.

“Ditambah lagi, hal ini seiring dengan penunjukkan rumah sakit daerah Aloei Saboe sebagai satu – satunya rumah sakit rujukan covid 19 di Provinsi Gorontalo,” pungkasnya. (Adv)

Baca berita kami lainnya di

banner 468x60