READ.ID – Penjabat Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya meminta agar indikator kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terintegrasi, realistis dan terukur. Selama ini, ia memandang penyusunan indikator kinerja masih dilakukan parsial padahal tujuannya sama untuk mensejahterakan rakyat.
“Misalnya saya mau menurunkan kemiskinan dua persen tahun depan. Dua persen itu siapa saja yang akan berkontribusi. Contoh Dinas Pertanian harus bantu berapa misalnya, maka peran yang sama harus dibantu oleh OPD yang lain juga. Jangan sampai dinas pertanian kasih sapi ke yang miskin tadi, sementara Dinas Pangan dan Dinas Perikanan tidak kasih beras dan ikan, malah kasih ke yang lain. Ini yang saya maksudkan jadi kendala,” kata Ismail Pakaya saat membuka Bimbingan Teknis Penyusunan Indikator Kinerja dan Reviu Pohon Kinerja serta Pelaksanaan Kebijakan Reformasi Birokrasi Tematik Penanganan Kemiskinan yang dilaksanakan oleh Biro Organisasi, di Ballroom Hotel Yuliana Kota Gorontalo, Senin, (21/8/2024).
Untuk mewujudkan perencanaan dan indikator kinerja yang baik butuh data akurat. Warga miskin harus dipetakan dengan baik dan diintervensi secara bersama sama. Data kemiskinan harus dipotret berdasarkan status desil yang tidak bisa sama perlakuannya.
Ia menilai, intervensi kemiskinan tidak cukup pada desil IV atau miskin, tetapi juga pada desil III hampir miskin. Membuang banyak energi pada desil IV mungkin akan menekan kemiskinan, tapi desil III yang tidak disentuh juga akan menyebabkan kemiskinan.
“Justru itu kalau mau, dengan kabupaten/kota kita lihat by name by addres-nya, kita lacak. Kami di provinsi akan menunjang kabupaten/kota untuk mengentaskan itu. Penurunan kemiskinan ini harus menjadi cita-cita besar kita semua,” tegasnya.
Aspek indikator yang realistis juga menjadi penekanan. Ia minta OPD tidak memasang target yang tinggi namun dengan intervensi anggaran yang kecil. Sebaliknya, anggaran yang besar tidak realistis jika memasang indikator yang kecil.