KOTAMOBAGU, READ.ID – Menjelang perayaan Natal Desember 2024, Kota Kotamobagu mengalami kekurangan stok hewan babi (B2), yang dikhawatirkan akan memengaruhi pasokan untuk masyarakat.
Peningkatan permintaan B2 selama Natal dan kondisi stok yang menipis menimbulkan perhatian khusus, sebagaimana disampaikan oleh Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Kotamobagu, Bobbi Damopolii.
“Stok B2 mengalami penurunan, dan ini bukan hanya di Kotamobagu, tapi juga di seluruh wilayah Sulawesi Utara,” ujar Bobbi. Guna mengatasi masalah ini, Dinas Provinsi Sulawesi Utara bekerja sama dengan pengusaha di Bali untuk mendatangkan 750 ekor B2, diharapkan dapat menstabilkan stok jelang Natal.
Bobbi menambahkan, wabah virus African Swine Fever (ASF) menjadi salah satu penyebab utama berkurangnya stok B2. Banyak peternak kehilangan hewan ternak mereka akibat virus ini, dan jumlah tempat pemotongan hewan di Kotamobagu kini berkurang, dari empat lokasi tinggal satu yang beroperasi. Gejala ASF, seperti tubuh babi berbintik merah hingga biru, menyebar cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Di Kelurahan Tumobui, misalnya, sebanyak 40 ekor babi mati dalam satu minggu.
Namun, Bobbi menjelaskan bahwa meskipun ASF sangat mematikan bagi babi, belum ada bukti bahwa virus ini bisa menular ke manusia. “Tidak ada indikasi penularan ASF ke manusia seperti pada kasus PMK sebelumnya,” tegasnya.
Untuk menanggulangi dampak lebih lanjut, Bobbi mengimbau para peternak agar melaporkan kasus penyakit pada hewan mereka, dan memperhatikan biosekuriti kandang sebagai langkah pencegahan pertama. “Transparansi dari para peternak sangat penting agar Dinas dapat segera melakukan penanganan yang tepat,” tutup Bobbi. (*)