READ.ID– Anggota DPD RI Daerah Pemilihan Provinsi Lampung dr. Jihan Nurlela menggelar pelatihan menyulam kain tradisional khas Lampung, kain tapis. Pelatihan pembuatan kain tapis ini dalam rangka melestarikan budaya Lampung, sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah, khususnya Kabupaten Lampung Timur.
Khususnya di masa Pandemi ini, sulam tapis membuka peluang usaha kaum hawa, usia produktif di Lampung. Pelatihan rencananya dilakukan di 15 kabupaten/kota di Bumi Ruwa Jurai ini. Namun, karena di masa Pandemi, pelatihan sulam tapis baru dilakukan di zona hijau Covid 19, salah satunya Kabupaten Lampung Timur.
Perdana, pelatihan sulam kain tapis dilakukan di Desa Banjar Rejo, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur.
“Mengingat kain Sulam Tapis, merupakan keragaman budaya khas Lampung. Melestarikan kain tapis, juga sebagai bentuk pelestarian budaya. Sementara peminat kain tapis dari hari ke hari terus meningkat. Kain tapis yang menjadi ikon provinsi Lampung, harus terus dilestarikan,” katanya, usai dijumpai melakukan pelatihan (17/7).
Namun, di masa pandemi Covid 19 ini, pelatihan baru bisa dilakukan di Kabupaten Lampung Timur. Mengingat, Lamtim masih masuk zona hijau penularan Covid 19.
“Hari ini senang sekali akhirnya bisa merealisasikan cita-citaku untuk melakukan pelatihan sulam tapis kepada ibu-ibu usia produktif yang ada di Provinsi Lampung. Lampung Timur sebagai kabupaten pertama yang saya adakan pelatihan tapis, karena Lampung Timur adalah salah satu dari 2 kabupaten yang masih berstatus zona hijau di Lampung,” kata senator cantik ini.
Ia berharap pelatihan ini tidak sekadar seremoni semata. Namun, juga bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Peserta pelatihan diharapkan mengaplikasikan ilmunya dengan melirik pasar kain tapis yang terus meningkat.
“Harapan saya peserta yang ikut pelatihan tapis bisa mengembangkan ilmunya sebagai peluang bisnis sambil melestarikan budaya Lampung,” ujarnya.
Setelah melakukan pelatihan kain tapis di Desa Banjar rejo, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur, pelatihan kain tapis terus bergerak.
Kali ini pelatihan digelar di Desa Toto harjo, Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur. Seperti pelatihan pertama, dr. Jihan memulai dengan mengingatkan kembali pentingnya kain tapis sebagai keragaman budaya Lampung.
Karena pembuatan kain tapis masih secara manual dengan cara di sulam, maka kepiawaian menyulam kain tapis harus terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Khusus mengenai pelatihan ini, kain tapis dibuat dengan cara disulam, bukan bordir mesin. Penggunaan kain tapis saat ini tidak hanya terbatas pada kain sarung wanita. Namun, juga berkembang ke pernak-pernik lain seperti peci, selendang, dan aksesoris lainnya. Kekinian, kain tapis juga digunakan di masker.
“Ini membuktikan kain tapis dapat diterima secara nasional sebagai fashion. Hal ini menjadi peluang perempuan-perempuan Lampung untuk mengembangkan kain khas Lampung ini, sekaligus menambah pundi-pundi pemasukan bagi ekonomi keluarga,” pungkasnya. (*)