READ.ID – Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah terlibat aktif sebagai peserta Gorontalo Karnaval Karawo yang akan dilaksanakan pada Sabtu 19 Agustus 2023.
“Kami datang dengan tujuan untuk memeriahkan Festival Karawo 2023,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Banggai Mohamad Kamil Datu Adam yang bertindak sebagai ketua tim, Selasa (15/8/2023)
Kontingen Banggai berjumlah 38 orang yang terdiri dari kepala bidang, jafung, dan staf Dinas Pariwisata, para penari dari komunitas Seni Rompong dan putra–putri Banggai
Mohamad Kamil Datu Adam menjelaskan daerahnya memiliki moto ‘mompos’angu’tanga” membulakon lipu’ yang bermakna mempersatukan pikiran membangun daerah.
Kabupaten Banggai di bawah kepemimpinan. Amirudin Tamoreka MM Aifo dan Wakil Bupati Furqanudin Masulili memiliki visi terwujudnya Banggai maju, mandiri dan sejahtera berbasis kearifan lokal.
Daerah ini memiliki 187 potensi destinasi pariwisata yang tersebar di 23 kecamatan, didiami oleh 4 etnis besar yaitu Banggai, Balantak, Saluan, Andio dan etnis lainnya .
“Sumber daya alam merupakan komoditas unggulan seperti gas, amoniak, nikel, sektor pertanian, perkebunan, perikanan. Sementara destinasi prioritas antara lain destinasi bahari Pulo Dua, Salodik Waterpark, Pantai Kilo Lima dan Teluk Lalong,” ujar Mohamad Kamil Datu Adam.
Kabupaten Banggai akan menampilkan sebuah tarian, yang diangkat berdasarkan kebiasaan langko yang saluan/gadis saluan dalam menggunakan gepe–gepe sebagai alat dalam memasak tungku di perapian.
Tradisi menggunakan gepe–gepe ini diharapkan akan dapat mengangkat nilai–nilai kearifan lokal Tanah Babasalan yang mulau hilang.
Setelah itu ditampilkanan nasional costum “Putri Mappang dan Burung Kesayangannya (Burung Lainsama) dari Kerajaan Tompotika. nama burung lainsama adalah cikal bakal penamaan Kecamatan Masama yang didiami oleh Etnis Andio.
Dalam tim Banggai ini terdapat model Britania Blenzcauva Oroh (Miss Teenager Sulawesi Tengah 2023 ), juga akan menampilkan kostum umapos yaitu kostum perang dari para prajurit Kerajaan Banggai.
“Ada juga ma’eta atau cerita mistis tentang seorang perempuan yang hilang secara misterius dan sering muncul pada hari menjelang magrib dengan kostum berwarna merah dan menculik anak– anak yang masih berkeliaran di waktu maghrib. Cerita ini menjadi salah satu cerita mistis di tanah adat babasalan yang tetap diyakini keberadaannya sampai saat ini,” tutur Kamil datu Alam.
Burung maleo yang menjadi ikon budaya Kabupaten Banggai yang berkaitan dengan upacara adat tumpe atau penghantaran telur maleo ke Kerajaan Banggai yang merupakan amanat raja pertama dari Kerajaan Banggai.
Penampilan lainnya adalah memakai kostum perpaduan batik lokal dengan motif burung maleo dan cardinal fish dipadupadankan dengan kain Karawo Gorontalo sebagai wujud kebersamaan dalam bingkai mengangkat kearifan lokal Budaya Banggai dan Gorontalo menggunakan produk pelaku usaha ekonomi kreatif dan tentunya memeriahkan festival karawo 2023.