READ.ID – Sekretaris DPD Partai Golkar Provinsi Gorontalo, Ghalieb Lahidjun, menegaskan bahwa Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Gorontalo berpotensi menjadi pemicu keretakan hubungan antara Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail dan Wakil Gubernur Idah Syahidah Rusli Habibie.
Hal ini dipicu oleh kontroversi desain medali Gorontalo Half Marathon (GHM) 2025 yang hanya mencantumkan nama Gubernur Gusnar Ismail.
Ghalieb Lahidjun menilai tindakan Kadispora tersebut sebagai kesalahan serius dalam semiotika politik, yaitu penggunaan simbol yang bisa disalahartikan publik.
Menurutnya, meskipun terlihat kecil, masalah ini bisa berdampak besar karena melanggar kesepakatan politik koalisi pendukung.
“Sejak awal, kami sepakat bahwa Gusnar dan Idah adalah satu kesatuan kolektif, tidak sendiri-sendiri. Pencantuman nama tunggal di medali mengirimkan pesan buruk bahwa Gubernur seolah tidak menghargai wakilnya,” ujar Ghalieb.
Ia mempertanyakan etika pencantuman nama tersebut, mengingat medali itu bukan dokumen administratif yang secara hukum hanya boleh ditandatangani Gubernur.
Ghalieb menyarankan, jika harus ada nama Gubernur, seharusnya nama Wakil Gubernur juga dicantumkan, atau sebaiknya tidak dicantumkan sama sekali. Ia juga menyoroti kesan Kadispora memanfaatkan biaya pendaftaran peserta untuk popularitas Gubernur.
Sekretaris Fraksi Partai Golkar di DPRD Provinsi Gorontalo ini lantas mendesak Gubernur Gusnar Ismail untuk memberikan teguran keras atau mencopot Kadispora dan memerintahkan penggantian medali.
Tuntutan ini penting untuk membuktikan bahwa inisiatif tersebut murni kekeliruan Kadispora tanpa sepengetahuan Gubernur.
“Tidak ada orang yang tersandung di batu yang besar, semua hanya akan tersandung di batu yang kecil. Jika tidak ada sikap tegas, kita bisa berspekulasi bahwa langkah Kadis ini atas izin Gubernur,” tegas Ghalieb.
Ghalieb menutup pernyataannya dengan peringatan bahwa situasi ini bisa menjadi sumbu konflik di antara pimpinan daerah dan partai koalisi.











