READ.ID – Untuk mempersiapkan dan mengawal akreditasi Sekolah Indonesia Bangkok (SIB), Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bangkok menggelar Lokakarya (workshop) Instrumen Akreditasi. Lokakarya tersebut diikuti oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Bangkok, kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan SIB yang berlangsung secara daring dan luring, di ruang pertemuan Anantara Huahin-Resort, Bangkok, Thailand.
Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI), YM. Rachmat Budiman dalam sambutannya mengingatkan pentingnya sinergi, koordinasi, dan kerja sama guru, siswa, tenaga kependidikan, serta orang tua dalam mewujudkan tujuan pendidikan.
“Tentu tujuan pendidikan ini yaitu menciptakan sumber daya manusia yang unggul dapat tercapai dengan gotong royong dari semua warga sekolah,” ujar Dubes Rachmat saat membuka lokakarya.
Lebih lanjut YM Rachmat Budiman menegaskan bahwa akreditasi merupakan standar pendidikan yang mutlak harus dipenuhi, baik secara formal maupun material.
“Untuk itulah, mari kita simak baik-baik bagaimana standar pendidikan yang harus dipenuhi oleh SIB dan harus dipersiapkan dengan baik,” tutur Dubes.
Mendukung arahan Dubes Rachmat, Atdikbud Achmad Wicaksono mengatakan bahwa dalam mempersiapkan akreditasi, kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan harus dilakukan dengan penuh kebersamaan dan saling berkoordinasi.
“Untuk mencapai tujuan bersama yaitu mempertahankan akreditasi A (unggul), mari kita saling berkoordinasi dan jaga kebersamaan,” tutur Atdikbud Achmad.
Kepala Sekolah SIB, Susianto mengapresiasi Dubes RI dan Atdikbud yang telah berkontribusi besar kepada SIB. Susianto, dalam laporannya mengatakan tujuan lokakarya ini adalah agar para guru SIB dapat menyusun administrasi dokumen yang baik dan sesuai dengan Instrumen Akreditasi Satuan Pendidikan (IASP 2020) dengan bantuan pendampingan narasumber dari Badan Akreditasi Nasional (BAN) S/M D.I. Yogyakarta yang sudah berpengalaman.
Narasumber pada hari pertama, Ahmad Ma’ruf dari BAN menyampaikan tentang mutu lulusan dan proses pembelajaran. “Akreditasi berdasarkan kinerja, IASP 2020, tidak lagi mengutamakan administrasi, tetapi lebih berbasis pada kondisi yang sesungguhnya di lapangan melalui observasi, telaah dokumen, wawancara, dan angket,” ujar Ahmad Ma’ruf.
Narasumber dari BAN selanjutnya, Kulsum Mur Hayati menambahkan bahwa akreditasi berbasis kinerja merupakan professional judgement yang menggunakan instrumen trianggulasi. “Mencocokkan data dari berbagai sumber, bisa peserta didik, guru, dan juga masyarakat yang sebagian besar dilakukan melalui wawancara, sedangkan angket hanya dilakukan apabila ada kasus perundungan,” ucapnya.
Selanjutnya pada hari kedua, narasumber dari BAN Mugiyanta melakukan bedah komponen akreditasi manajemen sekolah dan komponen mutu guru bersama Kulsum Mur Hayati. Pada hari terakhir, Atdikbud Achmad bersama Kepala Sekolah SIB mengulas tentang evaluasi instrumen akreditasi, baik SD, SMP, maupun SMA.
“Dengan lokakarya pendampingan ini, diharapkan SIB tidak hanya mempertahankan akreditasi A untuk semua jenjang yang sudah dicapai sebelumnya, tetapi dapat meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan tujuan standar pendidikan nasional,” tutup Susianto.