READ.ID – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar pertemuan terakhir Pejabat Tinggi (Senior Official Meeting/SoM) G20 dan dilanjutkan dengan Pertemuan Tingkat Menteri bidang Kebudayaan (Culture Ministeral Meeting/CMM) di Kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah pada 11-14 September 2022.
Kemendikbudristek berkomitmen untuk memperkuat pemulihan sektor seni dan budaya dunia. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, yang memimpin Pertemuan Tingkat Menteri bidang Kebudayaan mengatakan melalui pertemuan itu, Indonesia menyerukan dunia untuk saling bergotong royong mempraktikkan hidup berkelanjutan, serta mengakselerasi pemberdayaan dan perkembangan ekonomi berbasis seni dan budaya.
“Sektor seni dan budaya juga turut terdampak pandemi. Karenanya, kami terus menyuarakan pentingnya realisasi Dana Global untuk Pemulihan Seni dan Budaya (Global Arts and Culture Recovery Fund/GACRF) yang diinisiasi Presidensi Indonesia. Harapannya, pembahasan dana global ini dapat dilanjutkan India sebagai pemangku Presidensi G20 berikutnya,” ujar Nadiem, Minggu (11/9/2022) dalam keterangan tertulisnya.
Selain mengadakan pertemuan para pemimpin bidang kebudayaan, Kemendikbudristek akan mengajak para delegasi dan masyarakat umum dalam berbagai perhelatan budaya di Kawasan Candi Borobudur dan desa-desa di sekitarnya. Kegiatan tersebut meliputi antara lain Ruwatan Bumi, yakni sebuah pagelaran ritus masal yang bertujuan untuk memulihkan dunia.
Selain Ruwatan Bumi, akan diselenggarakan juga Indonesia Bertutur, G20 Orkestra Borobudur, Kirab Budaya, Rapat Raksasa, dan beragam kegiatan budaya lain yang melibatkan lebih dari 2.500 seniman, pelaku budaya, dan masyarakat dari Indonesia dan negara sahabat.
Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek selaku Koordinator Pertemuan Tingkat Menteri Kebudayaan G20, mengharapkan para delegasi dapat mengambil inspirasi dari praktik-praktik hidup berkelanjutan yang menjadi tradisi di Indonesia dan menjadikannya sebagai jawaban atas tantangan-tantangan global seperti ekonomi dan lingkungan.
Melalui Presidensi G20 tahun ini, Kemendikbudristek memimpin pembahasan lima agenda prioritas bidang kebudayaan. Pertama, peran budaya sebagai pembuka kemungkinan dan pendorong pembangunan berkelanjutan. Kedua, manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan dari kebijakan berbasis budaya.
Ketiga, upaya untuk menjaga budaya sebagai kepentingan bersama dan memperkuat perlawanan terhadap perdagangan gelap kekayaan budaya. Keempat, pentingnya perluasan dan pemerataan akses terhadap produk budaya dan manfaat ekonomi budaya. Kelima, mobilisasi sumber daya internasional untuk pemulihan berkelanjutan melalui inisiasi Dana Global untuk Pemulihan Seni dan Budaya.