READ.ID – Wakil Ketua Komite II DPD RI, Hasan Basri saat meninjau Balai Pusat Inovasi Teknologi Tanaman Serealia di Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Selasa (11/2) mengatakan, perlunya dilakukan sosialisasi untuk menarik kaum melenial masuk Industri Pertanian.
Wakil Ketua Komite II DPD RI mengunjungi sejumlah tempat di Sulsel untuk menyerap aspirasi dan mendengarkan program Balai Penelitian di daerah sekaligus mendorong dengan meningkatkan anggaran penelitian teknologi pertanian.
“Harapan saya, teknologi pertanian mampu meningkatkan pendapatan petani, dengan meningkatnya pendapatan sehingga mampu menarik kaum milenial kembali ke industri ini. Komite II mendorong daerah agar tidak segan-segan menggunakan bibit-bibit produksi lokal dari balai penelitian. Saya menilai tidak kalah dari bibit-bibit dari luar,” ucap dia.
Dikatakan Senator asal Kalimantan Utara itu, anggaran yang diterima balai penelitian dari kementerian sangatlah kecil, padahal hasil penelitian dari balai-balai penelitian tersebut mampu dikembangkan bibit-bibit pertanian yang tidak kalah bersaing dengan bibit dari luar.
“Balitgang pertanian di Sulawesi Selatan anggarannya sangat kecil, hanya Rp 30 miliar. Kami mendorong Kementerian Pertanian meningkatkan anggaran penelitian, paling tidak dua kali lipat. Penelitian sangat penting dalam mendukung kemajuan teknologi dan industri pertanian dalam mewujudkan ketahanan pangan,” kata Hasan.
Senator Nusa Tenggara Timur (NTT), Angelius Wake Kako mengatakan, benih produksi anak bangsa melalui balai penelitian ini harus dipopulerkan sehingga banyak para petani menggunakannya.
“Jika benih produksi anak bangsa didorong dan dipopulerkan, ini tidak kalah bersaing dengan benih dari luar,” kata dia.
Pada Kesempatan yang sama, Senator dari Provinsi Bali, Made Mangku Pastika mengungkapkan, bahwa Bali tidak hanya mengandalkan pariwisata tapi juga budaya agriculture. Menurut dia, balai-balai penelitiaan saat ini harus mampu menghasilkan industri pertanian yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
“Pendapatan petani saat ini minim, sehingga para pemangku kepentingan harus memikirkan cara meningkatkan hasil budi daya pertanian. Di Bali sudah diterapkan sistem pertanian terintegrasi dengan memanfaatkan hasil pertanian dan peternakan mulai dari dari akar hingga daun tidak ada yang terbuang. Ini disebut zero waste program dan hasil dari penelitian anak bangsa,” kata Made Mangku Pastika.
(Akhir R Tanjung/read.id)