READ.ID – Konflik di Poso, Sulawesi Tengah menjadi catatan kelam Bangsa Indonesia. Konflik yang hanya mendatangkan luka dan kepedihan bagi perjalanan bangsa dan negara ini sejatinya harus dipetik sebagai pelajaran berharga agar tidak ada lagi cerita-cerita pilu di masa mendatang.
Akibat konflik tersebut, stigma negatif Poso sebagai daerah konflik nan berbahaya terlajur melekat di benak masyarakat, khususnya di daerah lain, padahal Bumi Sintuwu Maroso kini sudah berbenah. Menjadi daerah ramah nan asri, konflik sudah lama usai dan kedamaian sudah tercipta.
Untuk itu, Tokoh muslim Poso Kiai Adnan Arsal berinisiatif bergerak melunturkan stigma negatif yang sudah kadung melekat pada Poso.
Kiai Adnan Arsal yang notabenenya adalah Penasihat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Poso bakal menggelar bedah buku ‘Muhammad Adnan Arsal, Panglima Damai Poso’.
Lewat acara bedah buku tersebut, Kiai Adnan berharap publik Indonesia secara keseluruhan dapat memahami bahwa kini Poso sudah menjadi daerah yang damai, sedang membangun peradaban baru yang mengedepankan kemajemukan, moderasi dan pendidikan bagi warganya agar tidak mudah terhasut dengan ajakan-ajakan konflik horizontal di masa mendatang.
“Apapun motifnya, tidak ada ruang untuk konflik di Poso, terlebih, di bumi Indonesia,” ujar Ustaz Adnan dalam jumpa pers di Hotel Marina, Bima, Nusa Tenggara Barat, Jumat (17//2021).
Adnan menjelaskan, bedah buku sendiri akan dilaksanakan pada Sabtu, 18 September 2021 di Pondok Pesantren Al Madinah, Bima, Nusa Tenggara Barat.
Ditegaskannya, Ponpes Al Madinah tidak hadir untuk ‘memproduksi’ para teroris, apalagi memusuhi negara. Baginya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati.
Dalam acara tersebut, Wakil Bupati Bima Dahlan M. Noer dijadwalkan hadir untuk memberikan key note speaker.
Selain Wakil Bupati, acara tersebut juga akan diisi oleh Ketua MUI Bima Abdurrahim Haris, Penulis buku Khoirul Anam, Perwakilan dari MUI Pusat Najih Aromdloni, Ustaz Bunyamin selaku tuan rumah dan tentu saja Kiai Adnan Arsal sebagai narasumber utama.
“Harapannya dengan bedah buku tersebut, stigma negatif Poso sebagai daerah konflik akan luntur dan masyarakat Indonesia pada umumnya dapat melihat Poso sebagai daerah yang aman dan nyaman. Bumi Sintuwu Maroso itu asri, sangat menarik untuk dikunjungi, bahkan ditinggali,” demikian Adnan Arsal.
(Makmun Rasyid)