READ.ID – Era Artificial Intelligence (AI) atau teknologi kecerdasan buatan telah dimulai di sejumlah lembaga penyiaran di beberapa negara. Teknologi itu dianggap mampu menghasilkan konten yang menarik dan bernilai ekonomi tinggi.
Meski Artificial Intelligence menjadi teknologi baru di dunia penyiaran, regulasi pemerintah dan kode etik penyiaran tetap harus menjadi dasar dalam penerapannya.
Hal itu diungkapkan Konsultan Teknologi Penyiaran, Amal Punchihewa saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-18 Media se-Asia Pasifik 2023 (18th Asia Media Summit 2023) di Nusa Dua, Bali, Selasa (23/5/2023).
Dari segi efektifitas, jelas dia, teknologi AI terbilang lebih efektif dan efisien, karena dapat mencakup semua bidang.
Selain itu, teknologi itu juga lebih ekonomis untuk pembaruan perangkat lunak bagi suatu industri penyiaran.
Kendati demikian, Amal menegaskan regulasi Pemerintah, kode etik penyiaran dan prinsip keberlanjutan wajib menjadi dasar di dalam penerapannya.
Amal juga menilai bahwa faktor fatalitas dalam teknologi itu pun harus tetap diperhitungkan.
Sementara itu, Konsultan Teknologi Kecerdasan Buatan Persatuan Telekomunikasi Internasional, Andy Quested juga melihat teknologi AI sangat diminati.
Teknologi itu digunakan oleh berbagai lembaga penyiaran di Inggris untuk memproduksi seperti berita olahraga, musik dan hiburan.
Namun melihat dari tingkat fatalitas, ia berharap sebaiknya teknologi itu hanya digunakan sebagai pelengkap industri penyiaran, bukan yang utama.
Teknologi itu mulai dilirik lembaga penyiaran karena lebih ekonomis, tidak membutuhkan banyak sumber daya manusia, dan menarik secara konten untuk dilihat penonton.
KTT ke-18 Media se-Asia Pasifik 2023 di Bali yang digelar pada 21 hingga 25 Mei 2023, dihadiri oleh lebih dari 300 delegasi dari berbagai media se-Asia Pasifik.
Peserta delegasi berasal dari beragam profesi, seperti anggota parlemen, CEO, dan pembuat keputusan dari berbagai belahan dunia datang menghadiri konferensi tahunan ini.
Konferensi itu mengundang para pembuat keputusan, profesional media, cendekiawan, dan pemangku kepentingan berita dan program dari negara-negara Asia, Pasifik, Afrika, Eropa, Timur Tengah, dan Amerika Utara.