READ.ID – Komisi II DPRD Provinsi Gorontalo berharap pembangunan pengelolaan limbah B3 yaitu insinerator segera direalisasikan. Hal itu untuk mencegah dampak pencemaran lingkungan, akibat sampah media yang ditimbulkan.
“Mengingat, semua limbah B3 yang berada di Provinsi Gorontalo masih menggunakan pihak ketiga, yang berada di Surabaya dengan cara dikirim,” ungkap Ketua Komisi II Espin Tuli, saat mengunjungi lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Talumelito Kabupaten Gorontalo, Rabu (10/2/2021).
Menurutnya, alangkah baiknya jika hal ini dikelola oleh daerah, sehingga akan menjadi salah satu sumber pendapatan daerah.
“Kami mendorong agar pembangunan ini secepat mungkin untuk direalisasikan, sebab hanya ada lima daerah dari 34 provinsi di Indonesia yang mendapatkan anggaran dari pemerintah pusat untuk pembangunan limbah B3, salah satunya Gorontalo,” tegas politisi PDIP ini.
Ditambahkannya lagi, dengan adanya bangunan pengelolaan limbah B3 ini, maka semua limbah yang dihasilkan dari fasilitas layanan kesehatan di Provinsi Gorontalo dapat dikelola dengan baik. Pasalnya, ditengah kondisi pandemi Covid-19 jumlah limbah B3 yang dihasilkan pun akan meningkat, misalnya penggunaan jarum suntik yang digunakan saat vaksinasi.
Contohnya, kata Espin, dari data yang diperoleh RSAS Kota Gorontalo setiap harinya menghasilkan limbah B3 sebanyak 800 kilogram.
“Ini hanya satu rumah sakit, belum dengan rumah sakit lainnya yang ada di Provinsi Gorontalo,” ujarnya.
Nah, selain limbah B3 untuk pengelolaan persampahan di talumelito, dirinya pun berharap pengelolaan harus dilaksanakan oleh instansi atau OPD yang memiliki tupoksi tersebut. Sebab, selama ini dketahui pengelolaan persampahan ada di OPD dinas lingkungan hidup, namun UPTD nya ada di bawah dinas PU yang mengacu pada Permendagri Nomor 90 tahun 2019.
“Kami akan mendorong untuk membuat PT3D agar menjadi pengelolaan sampah di bawah dinas lingkungan hidup,” tandasnya.
(Rinto/Read)
