READ.ID – Ibarat api merah yang tak pernah padam begitulah semangat yang ditunjukkan oleh segenap komponen masyarakat dan Komite Pembentukan Kota Talaga (KPKT) untuk mewujudkan Kota Talaga.
Gagasan untuk pembentukan daerah otonomi baru Kota Talaga, telah memperoleh sambutan hangat dan positif dari berbagai kalangan dari lapisan, masyarakat terbawah hingga ke elit pemerintahan di Limboto, di Provinsi Gorontalo hingga ke pusat pemerintahan di Jakarta. Untuk menindaklanjuti dokumen usulan calon daerah otonomi baru yang telah masuk ke Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri di Jakarta, maka KPKT melaksanakan diskusi kelompok terfokus atau focus group discussion (FGD) mengambil tema “Optimalisasi Penataan Wilayah dan Potensi untuk Kemaslahatan Rakyat yang Berkesinambungan” pada Selasa 20 Desember 2022 bertempat di Kantor Camat Telaga Kabupaten Gorontalo.
Dalam sambutan pembukaan, Ketua KPKT Dr. Weni Liputo, M.Pd menyampaikan bahwa tidak kurang dari 300 usulan pembentukan DOB, 8 diantaranya provinsi, 33 usulan kota dan lebih 200an usulan kabupaten. Terbaru, pemerintah melalui Kemendagri telah menetapkan 4 provinsi baru di Papua berdasarkan pada hak otonomi khusus daerah di ujung timur Negara Kesatuan Republik Indonesia itu.
Selanjutnya calon Kota Talaga bersama daerah-daerah pengusul lainnya masih menunggu kebijakan pemerintah berupa dicabutnya Moratorium Pemekaran Wilayah yang tertuang dalam Keppres.
Sekretaris Daerah Kabupaten Gorontalo, Dr. Roni Sampir, M.Kes dalam pidato mewakili Bupati Gorontalo menyampaikan apresiasi atas semangat dan kerja-kerja yang telah dan sedang dilakukan oleh KPKT. Pemerintah Kabupaten Gorontalo senantiasa komitmen dan memberi dukungan moril dan materil atas perjuangan pembentukan Kota Talaga.
Kecamatan Telaga, Telaga Biru, Tilango dan Talaga Jaya adalah wilayah kabupaten yang paling dekat secara geografis dengan ibukota provinsi yaitu Kota Gorontalo. Itulah sebabnya perkembangan ekonomi kota dari sisi ekonomi, perdagangan dan jasa sangat terasa di wilayah Telaga cs ini. Dalam beberapa tahun terakhir, perubahan fisik Telaga cs sangat terasa diantaranya oleh karena masuknya fasilitas perkantoran, investor swasta dan kegiatan bisnis.
Dalam FGD ini juga diisi oleh pemaparan dari berbagai perspektif. Pertama, Dr. Ir. Darda Daraba dengan topik “Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur Kota yang Ramah dan Berkesinambungan”. Pada pemaparannya, mantan Sekda Provinsi Gorontalo ini menjelaskan pentingnya pembangunan dan pengembangan suatu kota dengan konsep Green and Smart City yakni pembangunan ramah lingkungan dan memanfaatkan energi terbarukan. Dr. Darda memaparkan semacam detail engineering design tentang tata kota, jalan raya, pemukiman, blok plan perkantoran terpadu dan terintegrasi dengan konsep ramah lingkungan.
Pembicara kedua, dengan topik “Sumberdaya Olahraga sebagai Faktor Pendukung Pengembangan Kota”, Prof. Dr. Hariadi Said mengemukakan pentingnya menciptakan “organisasi” dan “prestasi” olahraga di wilayah calon Kota Talaga hingga ke level nasional bahkan internasional. Atlet sepak takraw yang telah berbicara di kancah internasional adalah putra Talaga (Luwoo). Ini harus mendapat perhatian kedepan, disamping fasilitas dan event-event olahraga. Olahraga juga memiliki multiplier effect bagi penciptaan lapangan kerja dan masyarakat terutama di kelas ekonomi menengah ke bawah.
Pembicara ketiga dengan topik “Budaya sebagai Faktor Pendukung Pengembangan Kota, Ir. H. Alim Niode, M.Si mengupas tentang Nilai, Sikap dan Mindset pembeda budaya progresif dan budaya statis yang dipostulatkan oleh Harrison (2000). Budayawan yang sedang mengemban Amanah sebagai Ketua Komisi Ombudsman Provinsi Gorontalo ini menguraikan detail tentang Orientasi waktu; Bekerja; Hemat; Pendidikan; Prestasi & merit vs koneksi & kekeluargaan; Trust; Etika; Keadilan; Otoritas dan gejala Sekulerisme
Pembicara keempat dengan topik “Kondisi dan Potensi Ekonomi serta Pengembangannya untuk Kemaslahatan Rakyat Kota Talaga dan wilayah sekitar” dibawakan oleh ekonom UNG, Dr. Herwin Mopangga. Dari aspek luas wilayah, posisi geografis, kepadatan penduduk dan ketersediaan ruang (space) untuk pengembangan infrastruktur di masa mendatang, Kota Talaga dalam posisi yang sangat ideal. Dari sisi PDRB dan PDRB perkapita, dengan menganalisis data kecamatan dalam angka dari BPS, Dr. Herwin menunjukkan trendnya psotif dan terus meningkat. Analisis Tipologi Klassen, menunjukkan Kota Talaga pada posisi Daerah Cepat Tumbuh (High Growth Low Income), berada diatas semua kabupaten dan Provinsi Gorontalo, serta hanya kalah dari Kota Gorontalo. Dari Analisa Skalogram, Sentralitas dan Hirarki Pusat Pertumbuhan di Kabupaten Gorontalo, diperoleh Kota Talaga sangat memadai dan bersaing dengan Limboto sebagai ibukota Kabupaten Gorontalo.
Setelah menyimak seluruh pemaparan dari narasumber, Dr. Hi. Djismon Zakaria selaku moderator mengemukakan bahwa Talaga sejatinya telah menjadi “Kota” secara fungsional tetapi belum secara struktural karena salah satunya adalah kendala administratif.
Perjuangan untuk mewujudkan Kota Talaga masih cukup panjang dan terjal, itu sebabnya membutuhkan komitmen bersama semua pihak.