KOTAMOBAGU, READ.ID – Kota Kotamobagu telah menunjukkan keberhasilannya dalam memerangi stunting. Dalam acara Penilaian Kinerja Penurunan Stunting Tahun 2023 yang berlangsung di The Sentra Hotel Manado, Rabu 31 Mei 2023, Sekretaris Daerah (Sekda) Kotamobagu, Sofyan Mokoginta, mewakili Wali Kota, memberikan paparan yang menggambarkan capaian dan upaya yang telah dilakukan untuk mempercepat penurunan stunting.
Dalam evaluasi yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara terhadap seluruh kabupaten/kota, Tim Percepatan Penanganan Penurunan Stunting Kota Kotamobagu menyampaikan laporan mengenai kondisi dan perkembangan penurunan stunting di wilayah tersebut. Sofyan
menjelaskan berbagai upaya inovatif yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Kotamobagu dalam mengatasi masalah stunting dengan lebih cepat.
“Salah satu program inovatif yang dilakukan adalah program PECAH PUSPAGA (Pelayanan Pembinaan Pra Nikah Calon Pengantin di Pusat Pembelajaran Keluarga). Program ini memberikan bimbingan dan konseling kepada calon pengantin terkait pengasuhan anak, pola asuh anak, tumbuh kembang anak, dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi,” kata Sofyan.
Kota Kotamobagu juga meraih penghargaan dalam ajang Innovative Government Award (IGA) yang diadakan oleh Bappelitbanga.
“Salah satu inovasinya adalah biskuit yang memiliki kandungan gizi yang sangat baik dan dapat digunakan sebagai makanan pengganti ASI atau makanan tambahan dalam mencegah stunting,” ujarnya
Tidak hanya itu, kata Sekda, Wali Kota Tatong Bara telah menggagas program “Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting” melalui Keputusan Walikota Nomor 103 Tahun 2023.
“Program ini melibatkan berbagai pihak seperti Forkopimda, pemerintah daerah, perbankan, dan swasta dalam upaya pencegahan stunting melalui edukasi, pemberian makanan tambahan, vitamin, dan berbagai langkah lainnya,” ungkapnya.
Berdasarkan data Survey Status Gizi (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Kota Kotamobagu berhasil menurun menjadi 22,9 persen dari 25,1 persen pada tahun 2021. Bahkan, berdasarkan data E-PPGBM, prevalensi stunting di Kota Kotamobagu pada tahun 2022 tercatat hanya sebesar 2,69 persen.
Sofyan menjelaskan bahwa angka prevalensi stunting sebesar 2,69 persen didapatkan berdasarkan hasil pengukuran dan pelaporan gizi oleh pengelola gizi di tiap Puskesmas melalui sistem elektronik pencatatan dan pelaporan berbasis masyarakat (E-PPGBM). Dalam pengukuran tersebut, telah dilibatkan sebanyak 7.020 balita atau sebesar 99,9 persen dari sasaran yang ditetapkan.
“Upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Kotamobagu merupakan bukti nyata komitmen kami dalam mempercepat penurunan angka stunting di Kotamobagu. Dengan dukungan dan kolaborasi semua pihak terkait, diharapkan penurunan angka stunting di Kota Kotamobagu dapat terus dipercepat, sesuai dengan arahan dan petunjuk dari Wali Kota dan Wakil Wali Kota,” pungkasnya. (*)