READ.ID – Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) bersama Dinas Kominfo dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi Gorontalo menggelar Literasi Digital dan Media di SMA Negeri 1 Tilamuta, Kabupaten Boalemo, Selasa (9/9/2025).
Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik (PIKP) Zakiya Baserewan menjelaskan, program ini merupakan hasil kolaborasi dengan KPID. Program Remaja Cakap (Recak) Digital awalnya menyasar edukasi digital bagi remaja, namun saat ini diperluas dengan edukasi media penyiaran.
“Program Recak Digital mendapatkan atensi dari KPID yang ingin ikut bersama sama turun ke sekolah memberikan edukasi. Hari ini bersama sama kami turun ke sekolah sekolah untuk memberikan sosialisasi dan edukasi digital maupun tentang kebijakan media penyiaran,” jelas Zakiya.
Di tempat yang sama, Komisioner KPID Bidang Pengelolaan Struktur dan Sistem Penyiaran (PS2P) Jitro Paputungan menjelaskan, tantangan dunia penyiaran Indonesia saat ini semakin besar. Sistem penyiaran semakin berkembang dengan berbagai macam media namun regulasi belum menjangkau hingga ke media sosial.
“Penyiaran itu adalah gambar, suara, grafis yang bisa didengar dan disaksikan secara audio visual. Oleh undang-undang, KPI diberikan kewenangan masih dibatasi ke penyiaran konvensional, belum masuk ke Tiktok, YouTube dan sebagainya,” kata Jitro.
Dengan pengawasan yang terbatas, Ia berharap remaja memiliki literasi digital yang baik menyikapi konten siaran media sosial. Ia mencontohkan bagaimana aksi unjuk rasa anarkis baru baru ini sedikit banyak dipengaruhi oleh siaran langsung media sosial yang cenderung provokatif dan sulit dipertanggungjawabkan.
“Nah kalau di media penyiaran resmi itu bisa dipastikan tidak ada hoax, berbeda dengan siaran langsung TikTok yang masih diragukan kebenarannya. Kenapa tidak ada hoax? Karena mereka diawasi oleh KPI, kalau mereka melanggar pasti akan disangsi,” imbuhnya.
Selain materi tentang media penyiaran, Recak Digital juga mengedukasi tentang cara menyuarakan pendapat di media sosial serta cara mengenali dan menangkal hoax.
Selain SMAN 1 Tilamuta, kegiatan serupa akan dilaksanakan di SMAN 1 Marisa dan SMPN 1 Marisa.