READ.ID – Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo mengungkap penyebab turunnya kualitas beras beberapa bulan terakhir di daerah setempat.
Kualitas beras yang rendah memicu masuknya produk beras dari luar provinsi seperti Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah ke Gorontalo.
Kepala dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Muljady D Mario mengungkapkan, rendahnya mutu beras disebabkan oleh gilingan padi yang buruk, sehingga menghasilkan beras yang patah.
Selain masalah kualitas gilingan yang rendah, kata Muljady, ada perbedaan tujuan antara petani yang menggiling gabah dengan pemilik gilingan yang mengejar dedak atau kulit padi.
Ia menduga ada oknum pemilik gilingan nakal yang mengatur mesinnya sedemikian rupa, agar semakin banyak kulit padi yang didapat.
“Nah kalau mengejar dedak (kulit padi) bisanya di setelan gilingan, dia setel sedemikian rupa dari misalnya 200 karung dia dapat lima karung dedak. Kalau dia longgarkan supaya banyak yang tidak patah, dia hanya mendapat satu karung saja. Ini membuat kualitas beras menjadi jelek,” beber Muljady saat dirinya memberikan penjelasan dalam rapat evaluasi antara Pemprov dan Pemkab Gorontalo, Selasa (2/3/2021).
Ia juga menjelaskan, dari total 693 gilingan yang ada, terbesar ada di Kabupaten Gorontalo yakni 297 unit gilingan padi.
“Namun saat ini, kualitas beras yang baik hanya ada di 16 unit penggilingan padi. Gilingan padi lainnya menghasilkan beras yang patah cukup besar,”
Muljady mendorong para bupati dan walikota selaku pihak yang memiliki otoritas izin pengelolaan gilingan, agar memantau dan mengevaluasi gilingan yang ada.
Ia juga meminta agar sistem pengelolaan gilingan diatur tidak lagi berdasarkan bagi hasil, tetapi pemilik gilingan membeli gabah petani.
“Jadi ini juga Pak Bupati ke depan perlu dipikirkan agar pemilik gilingan membeli gabah, supaya dia bertanggungjawab terhadap kualitas beras yang dia giling,” pungkasnya.
(Read/Pemprov)