READ.ID – Keuntungan besar yang diraih BUMDes Onato Desa Alo melalui kemitraan dengan PT Gorontalo Minerals (GM) kini mulai berbuah manis, melampaui sekadar operasional dan Pendapatan Asli Desa (PAD). Laba total sebesar Rp 80 juta per tahun telah menciptakan ruang fiskal baru, membuka peluang emas bagi pengembangan program-program baru yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.
Menurut Ketua BUMDes, Ranto, alokasi dana telah diatur secara ketat.
Sebesar kurang lebih Rp 20 juta-an disetor sebagai PAD bersih untuk desa sejak tahun 2020, sementara sisanya digunakan untuk operasional BUMDes, termasuk gaji pegawai. Dengan adanya keuntungan sebesar ini, Ranto menyatakan optimisme bahwa terdapat surplus yang memadai setelah semua kewajiban tersebut terpenuhi.
“Setelah operasional aman dan setoran ke desa terpenuhi, kami bisa memikirkan program lain,” ujar Ranto. Surplus keuntungan ini memberikan BUMDes modal finansial dan psikologis untuk “bermimpi lebih besar,” yaitu merancang inisiatif yang dapat memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat Desa Alo.
Program baru yang akan digagas kemungkinan besar akan berfokus pada pemberdayaan usaha kecil di desa atau pengembangan unit usaha baru yang diversifkasi. Misalnya, memanfaatkan jaringan pasok logistik yang sudah terbentuk untuk membantu petani lokal memasarkan produk kedepannya, setelah nanti PT GM masuk ke tahapan Produksi.
Keuntungan yang menjadi modal untuk program baru ini berasal dari usaha yang dimulai dengan modal yang sangat terbatas pada tahun 2020, yaitu sisa Rp 16 juta. Keberhasilan BUMDes dalam mengatasi tantangan cash flow karena pembayaran tempo satu bulan dari GM, melalui kerja sama cerdas dengan pengepul ikan, membuktikan bahwa manajemen risiko yang baik dapat menghasilkan laba yang signifikan.
Kini, fokus BUMDes adalah menjaga keberlanjutan kemitraan suplai harian dengan PT GM untuk menjaga stabilitas profit, sambil secara bertahap merealisasikan program-program baru dari laba yang terkumpul.
Hal ini menunjukkan visi BUMDes untuk mencapai kemandirian total, di mana keuntungan dari sektor industri dapat kembali disuntikkan ke dalam inisiatif kerakyatan. Didi Atmoko, Manajer Eksternal PT Gorontalo Minerals, melihat ini sebagai siklus pemberdayaan yang ideal.
“Tujuan utama kami adalah memastikan dampak kehadiran perusahaan di Bone Bolango menciptakan kemandirian. Ketika BUMDes mampu menghasilkan laba Rp 80 juta dan menyalurkan surplusnya ke program baru, ini adalah puncak pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar. Artinya, modal dari sektor pertambangan kini menjadi modal bergulir untuk inisiatif kerakyatan di tingkat desa.”