READ.ID – Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Kota Gorontalo gelar dialog interaktif guna membahas perkembangan ekonomi selama pandemi COVID-19 berlangsung.
Diskusi yang dinisiai langsung Lakpesdam di bawah kepemimpinan Wahiyudin Mamonto ini selanggarakan di Stasiun Radio Republik Indonesia (RRI), Jumat (28/08/2020).
Adapun narasumber yang hadir yakni Kapala Bank Indonesia Perwakilan Goronalo yang di wakili Amaludin, Kepala Seksi Ekstensifikasi dan penyuluhan KPP Pratama Gorontalo Hery Kumoro, dan Pengamat Ekonomi Gorontalo Muhamad Amir Arham yang juga selaku Dekan Ekonomi di Universitas Negeri Gorontalo (UNG).
Hary Kumoro memaparkan Covid-19 mewabah di Indonesia sekitar Maret 2020. Akibatnya, hal itu berdampak pada semua lini termasuk penurunan perekonomian yang berpengaruh pada penerunan pajak.
“Ini dipengaruhi menurunnya daya beli masyarakat. Karna pada dasarnya pajak ini tumbuh dari transaksi masyarakat. Ketika transaksi berkurang, maka pajak ikut berkurang,” jelasnya.
Di Gorontalo sendiri pada tahun 2020 triwulan 1, masih relatif normal sampai pada bulan Juni walaupun kecil masi tumbuh dari 2019.
Tetapi, kata Hary, pada bulan Juli sampai dengan saat ini, mengalami penurunan yang diakibatkan oleh pengalihan pajak dari pemerintah untuk penanganan Covid-19.
Kepada masyarakat Gorontalo diharapkan agar memanfaatkan semua fasilitas insentif pajak demi perkembangan ekonomi di Gorontalo.
“Apabila masi bingung untuk pengurusan insentif pajak segera datang ke kantor pajak kota gorontalo,” tuturnya.
Sementara itu, Amaludin memaparkan untuk wilayah Gorontalo tingkat inflasi relatif cukup rendah sampai dengan Juli 2020 ini. Berdasarkan perhitungan sampai periode itu, Gorontalo berada pada angka 0,26%. Sementara target nasioanal 3 (+-)1%.
“Ini terjadi kerena dampak turunya daya beli masyarakat. Akhirnya komunitas-komunitas yang biasanya menjadi penyumbang inflasi daya belinya juga berkurang, serta permintaan berkurang,” ungkapnya.
Di sisi lain, Amir Arham menjelaskan tentang prediksi keberadaan ekonomi setelah Covid-19 berakhir. Ia juga menguraikan pandemi ini akan berdampak ke sektor ekonomi terutama triwulan ke-2, karena pada triwulan pertama masi normal.
“Untuk pertumbuhan ekonomi nasional kita mines 5,3%. Di Gorontalo sendiri mines, 0,26 atau 0,27%.
Satu hal yang harus menjadi fokus penting menurut pandangannya secara nasional di masa pandemi ini adalah mendorong pertumbuhan ekonomi melalui bidang pertanian.
Mengingat angka pertumbuhan ekonomi di bidang pertanian wilayah Gorontalo hanya tumbuh 0,11%. Sementara secara nasional tumbuh di angka 1,8%.
(Aden/RL/Read)