READ.ID – Menjelang akhir masa jabatannya bersama Bupati Saipul Mbuinga, Wakil Bupati (Wabup) Suharsi igrisa ajak semua pihak lintas sektor untuk fokus pada penekanan angka stunting.
Diketahui, di tahun 2022 Kabupaten Pohuwato mencatat sejarah sebagai daerah terendah angka stunting se-Regional Sulawesi dan Maluku dengan angka 6,4 persen.
Namun saat ini, hasil evaluasi di tahun 2023 angka itu kembali naik kembali menjadi 18 persen, dan menjadi suatu persoalan yang mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pohuwato.
Wabup Suharsi, yang juga sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Pohuwato menyampaikan, perlu ada perubahan atau pun ide-ide baru yang harus diciptakan untuk menangani kenaikan angka stunting ini.
“Ini ada dari Bappeda, juga Dinas Pemberdayaan Perempuan Anak dan KB ini mari kita bahas bersama, program yang lalu tetap dijalankan hanya saja perlu ada penambahan atau peningkatan,”ungkapnya saat membuka kegiatan Rembuk Stunting tingkat Kabupaten Pohuwato, Selasa (16/07/2024).
Selanjutnya, dijelaskan Suharasi, sebagai komitmen daerah kedepan dinas-dinas teknis juga para Kepala Desa untuk terus dapat mengintervensi melalui kebijakan masing-masing agar angka stunting yang saat ini 18 persen tersebut dapat turun.
Suharsi juga mengingatkan, kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk percepatan penurunan angka stunting di daerah.
“Terpenting, bagaimana generasi kita kedepan ini dapat tumbuh dengan baik dan sehat,”imbuhnya
Lebih jauh, Suharsi mengatakan, dengan komitmen bersama diharapkan penurunan angka stunting tahun ini bisa menjadi hadiah terindah diakhir pemerintahannya bersama Bupati Saipul Mbuinga.
“Berikan penurunan angka stunting sebagai oleh oleh untuk pemerintahan SMS di akhir periode ini,” pungkasnya.