READ.ID – Anggota fraksi Gerindra Fadli Zon melempar narasi agar Detasemen Khusus (Densus) 88 dibubarkan, menuai reaksi dari beberapa kalangan.
Pengurus Harian Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme MUI Pusat, Makmun Rasyid melihat cuitan Fadli Zon, menandakan dirinya tidak paham perkembangan terorisme di Indonesia dan kinerja senyap Densus 88.
“Densus 88 ini dipuji di dunia karena keunikannya dan sistem jaringan intelijennya yang sulit ditiru oleh kesatuan sejenis di negara luar. Banyak yang mencoba untuk menirunya tapi kesulitan dalam operasi di lapangan,” ujar Makmun Rasyid.
Menurut Makmun Rasyid, Densus 88 yang dimiliki Indonesia ini menjadi perhatian para pakar teroris di luar negeri.
“Di saat orang luar memuji kecanggihan Densus, tiba-tiba Fadli Zon ingin membubarkan. Ini sama artinya, Fadli Zon ingin agar radikalisme-terorisme di Indonesia berkembang tanpa ada penghalangannya,” tambahnya.
Kelompok dan jaringan teroris di Indonesia ini, tutur Makmun, sangat takut sama Densus dibandingkan kesatuan lainnya. Densus menindak siapa saja yang berjejaring dengan kelompok teroris.
“Aspek penindakan dan deradikalisasi yang dimiliki Densus 88 ini canggih. Satu kesatuan yang diterapkan di lapangan dan berhasil. Tapi memang, orang seperti Fadli Zon ini kan akrab dengan kelompok radikal-teroris. Wajar dirinya tidak menyukai Densus agar dia terus bermesraan,” imbuhnya.
Di media sosial, menurut Makmun Rasyid, orang-orang yang menghendaki Densus 88 dibubarkan itu ada dua, kalau tidak dirinya bermasalah atau dia memiliki jaringan dengan kelompok radikal-teroris.
“Ada dua varian yang menolak kehadiran Densus 88. Mereka yang berjejaring dan mengayomi kelompok radikal-teroris, juga mereka yang ingin agar kelompok transnasional atau ideologi transnasional bisa bersemanyam di NKRI. Ini sangat berbahaya jika dibiarkan, apalagi datang dari anggota dewan. Memalukan!,” tandasnya.