READ.ID – Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo menyebut, peran Badan Pusat Statistik (BPS) sangat penting meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Gorontalo.
Dirinya menjelaskan, dalam peningkatan kualitas SDM di Indonesia, ada hubungannya dengan persoalan data dan harus memenuhi 3 aspek penting. Yakni, akurasi data, keterbukaan data dan analisis data.
Ketiga aspek itu menurutnya, memiliki hubungan dan keterkaitan yang sangat erat dan harus tersaji secara gamblang.
Selanjutnya akurasi data tersebut menjadi sumber referensi bagi pemerintah dalam melakukan perencanaan program pembangunan.
“BPS seharusnya menyajikan berbagai data akurat, untuk dibutuhkan dalam menunjang proses pembangunan hingga menciptakan SDM yang unggul,” papar Nelson saat menjadi pemateri dalam seminar statistik nasional yang dilaksanakan BPS Gorontalo, Kamis (26/9).
Dalam Seminar tersebut, Nelson membawakan materi dengan tema “Peran Negara Dalam Meningkatkan Kualitas SDM”.
Bupati yang juga dikenal luas sebagai Deklarator Provinsi Gorontalo tersebut, membawakan materi dengan tema : “Peran Negara dalam Meningkatkan Kualitas SDM”.
Menurut Nelson, Indonesia masih menghadapi persoalan data yang terkadang tidak akurat, tidak sinkron atau berbeda antara instansi yang satu dengan instansi yang lainnya.
Demikian juga ada data yang disajikan terkadang tidak diikuti oleh analisis data memadai, sehingga menyulitkan pemerintah dan masyarakat lainnya yang ingin memperoleh data dan informasi lebih mendalam.
Hal itu ke depan perlu dirumuskan solusinya, agar sajian data di Indonesia semakin berkualitas dan pembangunan di Indonesia juga akan berkualitas.
Dirinya menjelaskan, Terkait pembangunan SDM di Provinsi Gorontalo, sudah ada berbagai indikator yang telah dicapai selama ini.
“Kualitas SDM di Gorontalo mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Walaupun, masih perlu ditingkatkan di masa-masa mendatang,” tuturnya.
Salah satu kualitas SDM di Gorontalo, dapat dilihat dari berbagai perkembangan Perguruan Tinggi (PT) di daerah setempat. Dimana sebelumnya hanya 6 PT kini telah mencapai 18 PT.
Indikator lainnya dapat dilihat dari perkembangan Human Indeks Development (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Gorontalo yang setiap tahunnya terus mengalami peningkatan.
Demikian juga dengan Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk pendidikan dasar dan Pendidikan menengah.
Hanya saja, Indonesia saat ini masih menghadapi persoalan, diantaranya lembaga pendidikan di negeri ini masih lebih dominan melahirkan SDM intelektual.
Dibandingkan dengan SDM yang berkompetensi dan memiliki skill atau keterampilan yang memadai.
Padahal SDM yang unggul, adalah mereka yang mampu berdaya saing, memiliki semangat dan mampu menangkap peluang yang ada.
“Standar SDM yang unggul, dapat diukur dari 3 faktor penting yakni, kompetensi, produktif dan memiliki semangat bekerjasama atau berkolaborasi dalam sebuah tim atau networking. Termasuk di dalamnya mampu mengikuti perkembangan teknologi informasi,” ungkap Nelson.
Dia menghimbau, untuk menghasilkan SDM yang unggul, maka konsep dan paradigma pendidikan harus lebih banyak bertumpu pada pendidikan vokasional, skill atau keterampilan dan pendidikan karakter.
“Model pendidikan ke depan harus mampu menyatukan kedua aspek itu. Skill dibutuhkan agar seseorang memiliki daya saing untuk mampu masuk di dunia kerja dan dunia usaha mengembangkan potensi di sekitarnya. Sementara karakter semangat, kegigihan dan mental harus ditumbuhkan agar maju dan berkembang” pungkasnya. (Wahyono/RL)