Oleh : Suharto Olii
Di kediamannya yang besar nan asri tepatnya di Cipayung Jakarta Timur banyak tokoh mulai dari militer baik yang masih aktif maupun yang sudah purna tugas serta para tokoh olahraga berkumpul merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-80 Jenderal TNI (Purn) Wismoyo Arismunandar.
Wismoyo Arismunandar dilahirkan di Bondowoso, Jawa Timur dari keluarga sederhana.Berkat didikan keras dari orangtuanya, cukup banyak anggota keluarga Arismunandar yang sukses di bidangnya masing-masing. Kakak pertamanya, Prof. Dr. Artono Arismunandar adalah mantan Dirjen Listrik dan Energi Baru, Departemen Pertambangan dan Energi, mengajar di FT UI. Seorang kakaknya yang lain, Prof. Ir. Wiranto Arismunandar, mantan Rektor ITB dan juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada masa pemerintahan Soeharto.
Wismoyo sendiri berkarir di militer dengan pangkat terakhir Jenderal. Sebelum mencapai puncak jabatannya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD), berbagai jabatan penting dan strategis dilalui Wismoyo diantaranya adalah Dangrup I Kopassandha (1978-1982), Wadan Kopassandha (1982-1983), Danjen Kopassandha (1983-1985), Kasdam IX/Udayana (1985-1987), Pangdam XVII/Trikora (1987-1988), Pangdam IV/Diponegoro (1988-1990), Pangkostrad (1990-1992) dan Wakasad (1992-1993).
Setelah pensiun dari militer Wismoyo kemudian mengabdikan dirinya untuk olahraga Indonesia. Wismoyo pun menjadi Ketua Umum KONI Pusat dua periode 1995-1999, 1999-2003. Bahkan ketika masih aktif di militer, Wismoyo sudah memimpin Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI).
Pada era kepemimpinannya di PJSI, judo Indonesia berjaya dengan puncaknya nyaris sapu bersih 10 medali emas di ajang SEA Games 1991 Manila, Filipina. Pada waktu itu judo merebut 9 medali emas, sebuah prestasi yang sudah sulit diulangi lagi. PJSI era Wismoyo juga melahirkan judoka sangat ditakuti di kawasan Asia Tenggara dan disegani di Asia, Krishna Bayu yang prestasinya tak tertanding hingga sekarang.
Ketika memimpin KONI Pusat, Wismoyo bukan hanya meningkatkan prestasi olahraga juga menciptakan suasana persahabatan. Pada era kepemimpinannya di KONI lahir semboyan bahwa warisan terbesar olahraga adalah persahabatan.
Dengan perpaduan disiplin tinggi di militer dan menjunjung tinggi nilai-nilai sportifitas di olahraga Wismoyo memang mampu menjadikan olahraga Indonesia disegani lawan minimal di level Asia Tenggara (SEA Games).
Selama delapan tahun kepemimpinan Wismoyo di KONI, nyaris tak terdengar kegaduhan dalam dunia olahraga Indonesia. Perpecahan di tingkat induk organisasi cabang olahraga (PB/PP) tidak ada. Semuanya itu tak terlepas dari jiwa kepemimpinanya yang tegas dan berwibawa.
Meski terkesan militeristik, Wismoyo membentuk Koordinator Wilayah (Korwil) untuk pembinaan olahraga yang setiap Koorwilnya dipimpin seorang Pangdam. Model ini dinilai cukup efektif terutama dalam pengendalian dan mempermudah koordinasi dengan institusi terkait lainnya.
Wismoyo menikah dengan Siti Hardjanti Soemoeharjomo atau Bu Datiet yang merupakan adik dari Ibu Tien Soeharto sehingga hubungannya dengan mantan penguasa orde baru Soeharto sangat dekat.