Pasien Covid-19 dari Kluster Padebuolo Tersisa Satu Orang

Covid-19 Kluster Padebuolo
Covid-19 Kluster Padebuolo

READ.ID – Berdasarkan data gugus tugas penanganan Covid-19 Provinsi Gorontalo hingga Rabu 10 Juni 2020, pasien Covid-19 dari Kluster Padebuolo tersisa satu orang.

Satu pasien Covid-19 ini adalah pasien 59 inisial EMU, perempuan umur 42 tahun asal Kelurahan Padebuolo, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo. Sebelumnya pasien 59 terkonfirmasi positif covid-19 26 Mei 2020 lalu. Pasien ini adalah sepupu dari Pasien 22 inisial AU, laki-laki umur 63 tahun asal kelurahan Padebuolo.

Pada kluster Padebuolo, ada total 15 pasien terkonfirmasi posif Covid-19. 14 pasien lainnya sudah dinyatakan sembuh, termasuk Pasien 22 berinisial AU yang merupakan pasien pertama terpapar Covid-19 di Kelurahan Padebuolo. Pasien 22 sebelumnya terkonfirmasi positif pada kamis 14 Mei 2020.

Pasien 22 tidak punya perjalanan dari luar daerah. Bersangkutan masuk rumah sakit 12 Mei 2020, dengan keluhan sesak napas, demam, batuk, serta susah menelan.

Sementara itu, Tim gugus tugas sebelumnya telah menjelaskan, hingga saat ini belum adanya vaksin untuk mengatasi virus corona.

Dokter spesialis paru Gorontalo dr. Zukri Antuke mengungkapkan, pasien-pasien yang sudah dinyatakan sembuh dirawat sesuai protokol kesehatan yakni dengan cara memberikan nutrisi, gizi serta obat penyerta lainnya.

Perawatan pasien di rumah sakit Aloei Saboe, kata dr. Zukri, diberikan obat anti virus bernama Oseltamivir yang biasa digunakan untuk pengobatan Sars sesuai intruksi dari Kementerian Kesehatan. Sementara untuk rumah sakit besar lainnya menggunakan obat sesuai pedoman yang mereka dapatkan di Perpustakaan mereka.

“SARS sebelumnya dikenal dengan Flu Burung. Namun secara global di Indonesia sendiri, penggunaan obat Covid-19 bermacam-macam. Seperti di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso menggunakan obat avigan, di RS Soetomo menggunakan obat HIV,” ungkap dr. Zukri.

Selain itu, untuk pasien dengan komorbid atau penyakit bawaan lainnya menggunakan antibiotik. Sebab di Gorontalo hampir 80 persen pasiennya adalah orang tanpa gejala. Sementara ada 20 persen lainnya dengan penyakit bawaan atau penyerta. Pasien dengan penyakit bawaan inilah yang kemudian di rawat instensif di Rumah Sakit dan diberi penanganan serius.

“Selan diberikan nutrisi, obat Oseltamivir dan antibiotik, pasien juga diberi terapi Suportif. Suportif ini adalah untuk menguatkan daya tahan mental pasien. Sementara untuk pasien tanpa gejala biasanya cepat ditangani karena imunitas pasien baik dan virusnya bisa mati sendiri,” pungkas dr. Zukri.

Hingga Rabu 10 Juni 2020, total Pasien terkonfirmasi positif Covid-19 145 orang, Meninggal 7 orang, sembuh 69 orang, dalam perawatan 69 orang. (Wahyono/RL/Read)

Baca berita kami lainnya di

Exit mobile version