READ.ID,- Sejumlah pedagang takjil yang berada dibawah “Pakaya Tower” protes terkait pemindahan tempat penjualan mereka ke Taman Budaya Limboto, Senin (6/5/2019).
Salah satunya adalah Abdul, masyarakat Kelurahan Kayu Merah, yang juga pedagang takjil di Area “Pakaya Tower” tersebut protes. Menurutnya hal ini tidak ada pemberitahuan sebelumnya dari pemerintah daerah.
“Kalau memang sudah ada himbauan, pasti kita sudah tahu,” keluh Abdul.
Masalahnya lanjut Abdul, kalau tempat berjualan takjil dipindahkan ke Taman Budaya Limboto, maka akses para pembeli semakin jauh.
“Tolong di perhatikan oleh pemerintah, kita hanya pedagang. Tolong jangan dibikin susah,” harap Abdul.
Hal senada juga diutarakan Yanti, menurutnya tidak ada pemberitahuan dari pemerintah daerah terkait pemindahan tempat berjualan ini.
“Kami ini sudah tiap tahun jualan disini. Itupun hanya satu tahun sekali,” ujar Ibu, yang sudah 7 tahun berjualan ditempat tersebut.
Waktu berjualan para pedagang Takjil ditempat ini, lanjut Yanti mulai dari pukul 12.00 – 18.00 Wita.
“Setelah itu, selesai. Kami jamin tempat ini akan bersih kembali,”
Perihal pemindahan tempat penjualan ke Taman Budaya Limboto, ia mengatakan tidak ada yang nanti akan membeli. Sebab cukup jauh dari akses jalan raya.
Sementara itu, Ketua Panitia Festival Ramadhan Ruten Triyanto mengatakan terkait pemindahan tempat penjualan ini sudah diberitahukan secara persuasif ke pedagang Takjil.
“Kami dari panitia sudah mempasilitasi pedagang Takjil ke taman budaya. Dan kami tidak meminta kontribusi apapun. Kecuali untuk sewa Kajebo Rp1 juta,” ujar Ruten, ditempat kejadian saat sejumlah pedagang Takjil protes.
Mengapa pedagang Takjil kita fokuskan ke Taman Budaya Limboto lanjut Ruten, lantaran selain mempercantik penataan kota hal ini untuk menjaga wibawa Pakaya Tower.
“Kita ini dari kota klasik sudah beranjak ke kota modern, dengan adanya Pakaya Tower ini,” katanya.
Ia berharap masyarakat harus menaati kebijakan dari pemerintah daerah Kabupaten Gorontalo, untuk tidak berjualan dibawah Pakaya Tower.******