banner 468x60

Pelatihan WPA Diharapkan Tekan Penyebaran HIV/Aids di Pohuwato

Pohuwato HIV/AIDS

READ.ID – Komisi Penenanggulangan Aids (KPA), dalam hal ini KPA Kabupaten Pohuwato Berkolaborasi dengan KPA Provinsi Gorontalo, menggelar kegiatan pelatihan Warga Peduli Aids (WPA) guna menekan laju penyebaran virus HIV/Aids di Bumi Panua di Pohuwato.

Kegiatan yang berlangsung di aula Kantor Camat Marisa itu, dihadiri Pengelola Program dan Administrasi KPA Provinsi Gorontalo, Frangky Adam dan Sekretaris KPA Pohuwato Julik Hamzah, Jum’at (18/06/2021)

KPA Provinsi Frangky Adam menyampaikan, pihaknya berinisiatif dalam pelaksanaan pelatihan warga peduli aids (WPA), yang para pesertanya tersebut sudah dilantik oleh Wakil Bupati.

“Kegiatan pencegahan penanggulangan itu sudah berada di masing-masing desa, pemerintah dalam hal ini tidak lagi diberikan beban yang besar, namun diberikan kemudahan dalam mengakses program-program kegiatan pencegahan HIV/Aids yang ada di desa,” tutur Frangky.

Sementara itu Sekretaris KPA Pohuwato Julik Hamzah menjelaskan, kegiatan ini merupakan upaya pemerintah, dalam rangka memenuhi target pemberian informasi terkait HIV/Aids, serta memberikan teknik advokasi dan penjangkauan pada populasi beresiko.

Julik berharap melalui kegiatan ini, WPA dapat membantu pemerintah daerah untuk menekan laju epidemi penyebaran HIV/Aids di wilayah paling dasar yaitu di masing-masing desa. Sehingganya, program pencegahan dan penanggulangan HIV/Aids di provinsi Gorontalo khususnya di Kabupaten Pohuwato dapat terkoordinasi dengan baik dan berkesinambungan.

“Sekali lagi kami berterima kasih kepada KPA Provinsi yang telah membantu KPA Pohuwato dalam kegiatan ini, sudah dua hari ini kami bersama-sama menggelar kegiatan di pohon cinta. Saat ini di 4 desa yang telah dilantik menjadi WPA di Kecamatan Marisa, besar harapan kami semoga KPA Provinsi selalu dan selalu memperhatikan kami,” ungkap Julik Hamzah

Kegiatan yang membahas tentang peran dan fungsi KPA, informasi dasar HIV-Aids, teknik advokasi dan penjangkauan, stigma, dan diskriminasi itu, dihadiri 20 peserta dari 4 Desa yang berada di Kecamatan Marisa yakni Desa Marisa Utara, Marisa Selatan, Teratai dan Desa Botubilotahu.

(JK/Read)

Baca berita kami lainnya di

banner 468x60