KOTAMOBAGU, READ,ID – Pembangunan gedung perpustakaan daerah Kotamobagu di eks Gedung Bobakidan, didukung berbagai pihak, termasuk dari pemerhati budaya Bolaang Mongondow Raya (Bolmong Raya) Sumitro Tegela.
Sumitro menilai, pembangunan perpustakaan tersebut justru akan lebih menguatkan data sejarah dan budaya BMR yang nantinya akan diarsipkan di Gedung tersebut.
“Justru itu adalah hal yang positif, sebab dengan begitu, data sejarah dan kebudayaan bolmong juga akan bisa ditampung dan diarsipkan pada Gedung perpustakaan yang akan dibangun nanti,” ungkap Sumitro, Selasa 19 April 202.
Dengan adanya perpustakaan tersebut lanjutnya, juga akan ikut meningkatkan budaya literasi masyarakat secara umum.
“Prinsipnya kita mendukung pembangunan perpustakaan itu, agar nantinya bisa lebih menghidupkan budaya literasi masyarakat kotamobagu dan Bolaang Mongondow Raya pada umumnya,” ujarnya.
Namun demikian dirinya berharap, dengan adanya perpustakaan daerah tersebut, kedepan agar pemerintah daerah bisa memaksimalkan teknologi digital untuk mengakses data data sejarah Bolaang Mongondow Raya, di sejumlah perpustakaan.
“Kedepan kami berharap agar bangunan perpustaan itu, dengan teknologi digital seperti sekarang ini, bisa lebih dimaksimalkan untuk kita bisa megakses literatur -literatur tentang sejarah dan budaya bolmong dari perpustakaan luar negeri,” harap Mitro sapaan akrabnya.
Di sisi lain, soal polemik yang menggiring opini kalau bangunan Gedung bobakidan yang terletak di Kelurahan Kotobangon, Kecamatan Kotamobagu Timur tersebut adalah rumah adat, Sumitro justru menegaskan kalau itu bukan rumah adat.
“Bangunan itu adalah peninggalan Pemda Bolmong yang diresmikan oleh Gubernur CJ Rantung sekitar tahun 1986. Bangunan itu adalah bangunan modern dengan konsep kebudayaan dan dalam sejarahnya di lokasi tersebut bukan letak Istana Komalig Bolaang Mongondow,” pungkasnya (*)