READ.ID – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menyayangkan progres pengerjaan Ruang Praktek Siswa (RPS) beserta prabotnya di SMK 1 Paguyaman, harus putus kontrak karena tahun anggarannya sudah berakhir.
Menurut gubernur hal ini akibat kelalaian kontraktor yang terlambat menuntaskan pengerjaan.
“Ini kontraknya Juli, mulai kerja Agustus, tapi setelah itu tetap saja macet, macet dan macet. Mungkin dari sisi finansial pihak ketiganya tidak sanggup. Jadi in sangat disayangkan, mau tidak mau harus putus kontrak, dan putus kontrak bukan jalan terbaik, semua jadi rugi. Tapi secara aturan, secara administrasi, yah harus dilakukan putus kontrak, karena tahun anggarannya sudah berakhir,” kata Rusli Habibie saat meninjau pembangunan Ruang Praktek Siswa (RPS) yang telah putus kontrak di SMK 1 Paguyaman, Minggu (20/2/2022).
Ia menambahkan progres pembangunan ruang praktek siswa ini memang merupakan urusan Dinas Pendidikan.
Namun, pihaknya berencana akan menyarankan ke pusat, jika hal hal terkait pekerjaan fisik dan teknis seperti ini, sebaiknya diserahkan ke Dinas PUPR. Karena Dikbudpora dinilai SDMnya kurang mempuni, di mana tugas utama adalah mengajar tidak terkait teknis.
“Saya sarankan juga dirapat semalam kita bikin surat ke Kementrian Pekerjaan bagaimana kalau urusan teknis seperti ini harusnya di PUPR. Ini juga jadi perhatian untuk Karo ULP melihat pekerjaan seperti ini sebenarnya kerugian untuk kita semua, apagi bagi saya ini bencana, karena ini harusnya dimanfaatkan oleh pemerintah untuk kepentingan anak didik, tapi belum bisa dinikmati, ini kan rugi,” tambahnya
Untuk itu Gubernur Rusli berharap kedepannya, pihak ULP dan tim Pokja dapat memperhatikan hal-hal seperti ini.
Saat memilih kontraktor harus bisa memilih dengan baik dan bertanggung jawab. Dan bagi perusahaan yang pernah cacat, dapat mengikuti tahapan untut di black list.
“Solusinya beruntung anggarannya ini sudah cair masuk DAK di kas daerah. Jadi akan kita percepat revisi, kita hitung kembali berapa sisa ini dan kita lelang kembali, kita kerjakan kembali, pilih pihak ketiga yang lebih bertanggung jawab. Ini semua jadi pembelajaran, kita semua salah di sini,” tandasnya.
Berdasarkan data progres pembangunan ruang praktek siswa SMK 1 Paguyaman realisasi fisik dilapangan baru 39 persen, dengan nilai kontrak sebesar Rp613 juta.
Selain meninjau RPS, gubernur yang didampingi Asisten dan perwakilan pimpinan OPD ini juga meninjau dua proyek yang putus kontrak lainnya yakni, pembangunan jembatan Aramco di desa Diolata dan pembangunan jalan Tenilo-Pilolodaa-Iluta, di Kabupaten Gorontalo.