READ.ID – Pemerintah Kota Gorontalo mendukung program alat kontrasepsi impaln I Batang pada pelayanan KB pasca persalinan.
Program itu dilaunching oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Wilayah Kota Gorontalo
Wali Kota Marten Taha menyampaikan pemerintah juga memiliki program inovasi dalam bidang kesehatan, khususnya bagaimana dapat membatasi angka kelahiran di Kota Gorontalo bagi pasangan muda.
Program ini, kata Marten, sudah dilaksanakan sejak tahun kemarin. Bahkan, program tersebut juga telah meraih juara di tingkat nasional pada awal tahun 2020.
“Program ini adalah Tanda Aman Calon Pengantin Nikah Untuk Generasi Unggul Gorontalo atau di singkat dengan Tancap Nikah,” ujar Marten dalam sambutannya di RS Siti Khadijah Kota Gorontalo, Senin (24/5/2021).
Sebelumnya, ungkap Marten Taha, Kota Gorontalo masuk dalam 10 besar, dan setelah menyampaikan hasil presentasi kepada Menteri Kesehatan, dengan hasil akhir pemerintah Kota Gorontalo mendapatkan penghargaan Nomor 1 di Indonesia melalui program inovasi Tancap Nikah tersebut, jelas Wali Kota.
Dirinya menjelaskan, inovasi program itu muncul berawal dari penanganan pengendalian kelahiran yang hanya dilakukan pada hilir saja. Sementara bagian hulu dari masalah ini, tidak difokuskan.
Pengendalian kelahiran yang berfokus kepada hulu, artinya melakukan penanganan kepada pasangan usia subur, kemudian melahirkan, menjadi balita, menjadi remaja, dewasa, sampai kita urus dia Plolaris, tambahnya.
Ditambahhkannya juga, untuk melakukan pengendalian kelahiran, harus dikendalikan sampai mendapatkan pasangan yang sehat, jasmani dan rohani, agar bisa lahir generasi yang unggul.
“Nah, dalam program tancap nikah ini, kami juga melibatkan pihak-pihak terkaait, mulai dari Kementerian Agama, Dukcapil, serta berbagai lembaga-lembaga keagamaan lainnya,” sebutnya.
Berdasarkan hal itu, kata Marten, jika ada pasangan yang ingin menikah, dan belum ada pengantar dari dinas Kesehatan bahwa mereka belum diskrining kesehatan jasmaninya, maka Kantor Urusan Agama (KUA) tidak akan berikan surat rekomendasi.
Dari data yang ada, terdapat 983 pasangan yang ingin nikah di Kota Gorontalo, namun ada tiga yang saya gagalkan karena mereka belum bisa nikah, disebabkan oleh fisik mereka yang tidak sehat.
“Program ini tujuannya untuk menurunkan angka kematian ibu hamil dan angkat kematian bayi di Kota Gorontalo. Mengingat, angkat kematian balita di Kota Gorontalo menunjukkan sangat kecil sejak 3 tahun terakhir, yang terhitung sejak tahun 2017,” tutupnya.
(Rinto/Read)