Pemkot Gorontalo Mulai Persiapkan Koko’o 2025

READ.ID  – Koko’o Gorontalo kembali akan perform pada sahur perdana di bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah. Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada Ramadhan kali ini, Koko’o Gorontalo akan tampil dengan menonjolkan keunggulan wisata daerah.

“Kami akan menonjolkan pariwisata yang ada di Gorontalo,” ungkap Fiqram Idrus, selaku Ketua Panitia Koko’o Gorontalo usai ditemui di Markas koko’o Gorontalo Kelurahan Talumolo, Kecamatan Dumbo Raya, Selasa (18/2/25).

Selain wisata, kata Fiqram, pihaknya juga akan mempertunjukkan budaya daerah melalui alat musik tradisional, seperti polopalo dan gambusi, yang rencananya akan dimainkan grup band Gorontalo Etnik saat seremonial pembukaan.

“Jadi kita akan timbulkan kebudayaan di Gorontalo itu seperti apa. Baik dari alat musik tradisional, alat musik modern, jadi kita akan timbulkan semua,” tandas Fiqram.

Fiqram menambahkan, pada Ramadhan tahun ini, Koko’o Gorontalo juga akan merubah penataan panggung berjalan (Di atas truk kontainer) yang lebih modern.

“Perbedaan dari tahun sebelumnya, kita selalu update panggung berjalannya kita, yang kita rancang sedemikian rupa untuk desain semodern,” kata dia.

Lebih lanjut, Fiqram mengungkap tujuan dari inovasi yang dilakukan Kokoo’o Gorontalo saat tampil nanti. Yaitu, menarik minat pelancong lokal hingga domestik untuk datang berkunjung ke Gorontalo.

“Marketnya kita itu di tahun ini, para turis-turis lah dari luar (Datang berkunjung ke Gorontalo). Karena, penikmat kegiatan kita ini bukan hanya di Gorontalo saja,” tambahnya.

Lantas bagaimana cara Koko’o Gorontalo untuk mewujudkan tujuannya dari inovasi yang dilakukan? Fiqram menjawab, mengikuti perkembangan zaman, pihaknya telah memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan, bahkan berinteraksi langsung dengan masyarakat yang mengikuti kegiatan ini lewat dunia maya.

“Sekarang kita sudah bermain di media sosial. Jadi, untuk koko’o ini sudah diketahui di segala penjuru Indonesia. Banyak masukan dari teman-teman yang diluar Gorontalo kita terima dan kita tampung. Kayak mereka minta, kak pakai ini dong, pakai lighting nya seperti ini, dan lain-lain. Itu nantinya kita tampung semuanya kita implementasikan di tahun ini Insya Allah,” ujarnya.

Koko’o sendiri merupakan bahasa Gorontalo yang artinya atau ketuk. Kegiatan ini dapat ditemui saat bulan Ramadhan. Masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, berjalan kaki sambil membunyikan kentongan yang terbuat dari bambu dan diiringi oleh lagu religi dari atas truk untuk membangunkan warga muslim dari tidurnya demi menyantap sahur.

Tradisi koko’o mulai diadakan sejak tahun 2014 dan terus terawat hingga sekarang. Koko’o Gorontalo yang anggotanya didominasi anak-anak muda ini, sudah melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya pihak Universitas Negeri Gorontalo (UNG).

Adapun kegiatan ini tidak hanya dilakukan pada malam pembukaan dan penutupan saja. Akan tetapi, dilakukan konsisten sebulan penuh. Hanya saja, kegiatan besarnya dilakukan pada malam pertama dan sahur terakhir bulan Ramadhan. Selebihnya, hanya terbatas di kampung saja.

Untuk tahun ini, Koko’o Gorontalo akan mulai start dari Bundaran Saronde dan finish di markas mereka, yakni di Kelurahan Talumolo, Kecamatan Dumbo Raya.

Baca berita kami lainnya di

Exit mobile version