KOTAMOBAGU, READ.ID – Pemkot Kotamobagu berkomitmen percepat menurunkan angka stunting.
Hal ini dikatakan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kotamobagu, Adnan Massine.
Menurut Adnan, menurunkan angka stunting dibutuhkan kerjasama lintas sektor.
“Penyusunan action plan di lapangan terkait penanganan stunting sedang dilakukan dengan melibatkan semua unsur terkait,” kata Adnan, Jumat 4 Februari 2022.
Sementara, Tenaga Ahli Dirjen Bina Pembangunan Daerah, Sam Patoro Larobu mengungkapkan, di Kotamobagu tercatat ada 205 kasus yang ditemukan berdasarkan pengukuran tahun 2021.
“Itu pun, belum keseluruhan anak terukur. Dari data Dinas Kesehatan, baru 84 persen dari total jumlah anak yang telah didata, selebihnya belum,” terangnya.
Sam Patoro pun, meminta agar Dinkes lebih intens lagi melakukan pengukuran pada tahun 2022 ini.
“Walaupun belum bisa mencapai 100 persen, tapi bisa ditargetkan sampai 95 persen,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengurai program penanganan kasus stunting lewat penggunaan dana desa.
Menurut Sam Patoro, sampai 2021 lalu, besaran dana desa yang dipakai menunjang program percepatan penanganan stunting sudah mencapai Rp2,29 miliar.
“Jumlah ini cukup besar, namun bisa ditingkatkan lagi. Asalkan ada kemudahan dalam penggunaan dana desa. Selain itu, kewenangan camat juga perlu ditambah,” pungkasnya.