READ.ID – Pada akhir tahun ini Gubernur Gorontalo berencana melakukan pengurangan Pegawai Tidak Tetap (PTT) karena dianggap membebani pengeluaran daerah. Menurutnya, kebanyakan PNS itu dialihkan ke pegawai tidak tetap, sehingga mereka tidak mengerjakan apa-apa.
Hal tersebut dikatakan Rusli Habibie saat memberikan pembinaan kepada pegawai Badan Penghubung Provinsi Gorontalo di Jakarta, Rabu (30/10).
“Kebanyakan kerja PNS itu dialihkan ke PTT, sementara mereka tidak mengerjakan apa-apa. Makanya akhir tahun ini ada sekitar dua ribu orang PTT yang akan kita putus kontraknya,” tegasnya.
Beberapa hal yang menjadi penegasan Gubernur Gorontalo, diantaranya tentang disiplin dan profesionalitas kerja. Ia berharap setiap pegawai tahu dan mengusai bidang tugasnya masing-masing.
“Profesional kerja yang saya maksud di sini bukan cuma untuk PNS tapi juga untuk PTT khususnya untuk sopir. Jadi saya minta agar profesi driver ini betul-betul dipertimbangkan harus yang tau jalan (Alamat yang dituju) harus yang bisa merawat mobil,” ujarnya.
Masalah disiplin dan profesional ini, lanjut Rusli, erat kaitannya dengan efisiensi anggaran pemerintah. Ia menyebut pada akhir tahun akan melakukan pengurangan Pegawai Tidak Tetap (PTT) karena dipandang membebani pengeluaran daerah.
Hal lainnya menyangkut penggunaan kain karawo dan upia karanji sebagai identitas daerah. Sebagai etalase wajah Gorontalo di ibu kota, Gubernur Rusli meminta agar semua pegawai menjadi promotor budaya dan pariwisata.
“Jangan malu menggunakan bahasa Gorontalo, jangan malu menggunakan pakaian khas kita, jangan malu menggunakan upia karanji karena itu adalah simbol kita. Itu adalah tanda pengenal kita sebagai orang Gorontalo,” pungkasnya. (Adv/RL/Read)