Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo melalui Badan Perencanaan, Penelitian dan Pembangunan Daerah (Bapppeda) menggandeng Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk pemberdayaan warga di pesisir Danau Limboto. Kerjasama itu merupakan upaya penyelamat danau yang semakin kritis.
Kerjasama fokus pada tiga hal yakni integrasi tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB/SDGs) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), penguatan kapasitas aparatur desa serta kerjasama ekonomi dan pengelolaan lingkungan antar daerah.
“Ketiga aspek kerjasama itu diharapkan dapat mendorong pemberdayaan warga pesisir danau. Pemberdayaan ini pada gilirannya akan menyelamatkan danau dari pendangkalan,” terang Kepala Bapppeda Budiyanto Sidiki, Minggu (7/7/2019).
Untuk menseriusi kerjasama tersebut, Regional Development Policy Advisor JICA untuk wilayah Sulawesi, Shintani Naouyuki beserta tim akan kembali berkunjung ke Gorontalo 11 Juli mendatang. Salah satu langkah konkrit yang segera dilaksanakan yaitu kolaborasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat desa yang berada di pesisir danau Limboto.
“Kita ingin program ini digerakkan melalui perencanaan desa dan pemberdayaan masyarakat sampai dengan mendorong kerjasama antar desa/kabupaten untuk pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan,” sambungnya.
Selain isu lingkungan, kerjasama juga menyasar program pendidikan, kesehatan, pariwisata dan penanggulangan bencana. Pada prosesnya, JICA akan mengirimkan 10 orang tenaga ahli muda Japan Overseas Cooperation Volunteers (JOCV) di Gorontalo sesuai dengan tematik isu yang dikerjasamakan.
Kondisi danau Limboto saat ini termasuk satu dari 15 danau kritis di Indonesia. Luas danau Limboto berkurang 4.304 Hektar (62,6%) atau rata –rata susut luas danau mencapai 66 hektar pertahun. Diprediksi danau ini akan lenyap 37 tahun kemudian yakni pada tahun 2044 bila tidak dilakukan upaya-upaya penyelamatan.