Pemprov Gorontalo Perkuat Konservasi Penyu di Desa Dunu

READ.ID,- Pemerintah Provinsi Gorontalo terus memperkuat upaya konservasi penyu di wilayah pesisir Desa Dunu, Kecamatan Monano, Kabupaten Gorontalo Utara. Langkah ini menjadi bagian dari pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang ditetapkan melalui Keputusan Gubernur Gorontalo Nomor 141/24/IV/2019.

Kawasan Konservasi Perairan Gorontalo Utara mencakup total luas 60.416,80 hektare yang terbagi dalam tiga area utama, yakni Area Tolinggula, Sumalata, dan Uanengo. Salah satu lokasi prioritas dengan karakteristik habitat unik adalah perairan Desa Dunu, yang diketahui sebagai lokasi bertelur berbagai jenis penyu dilindungi.

Plt. Kepala Bidang Pengelolaan Ruang Laut dan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PRL dan PSDKP) DKP Provinsi Gorontalo, Hartaty Isima, menyebutkan bahwa perlindungan habitat penyu di Desa Dunu menjadi perhatian serius. Semua jenis penyu yang ada di wilayah ini termasuk dalam daftar satwa dilindungi menurut Red List IUCN, sehingga seluruh aktivitas eksploitasi terhadapnya dilarang tanpa izin resmi pemerintah.

Sebagai bentuk penguatan konservasi, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo melakukan pembinaan kepada Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi (KOMPAK) Sinar Penyu, yang aktif di Desa Dunu. Kegiatan ini turut melibatkan mahasiswa magang dari Fakultas Kelautan dan Teknologi Perikanan Universitas Negeri Gorontalo dalam praktik lapangan di wilayah Pulau Raja dan Pulau Popaya, dua titik lokasi bertelur penyu.

“Upaya konservasi kami terus diperluas dari Saronde hingga Pulau Popaya, dengan fokus pada pelibatan masyarakat, edukasi publik, dan penataan zonasi,” ujar Hartaty. Ia menambahkan bahwa Pemprov Gorontalo kini sedang menyempurnakan dokumen Rencana Pengelolaan Zonasi Kawasan Konservasi (RPZKK) sebagai prasyarat pengesahan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.

Desa Dunu dikenal luas sebagai pusat konservasi penyu di Gorontalo Utara. Menurut Gusnar Lubis Ismail dari Tim Kerja PRL, desa ini tidak hanya menjadi tempat bertelur beberapa jenis penyu, tetapi juga telah mengembangkan sistem penangkaran dan program “Adopsi Tukik” yang dapat diikuti masyarakat umum dengan kontribusi biaya antara Rp10.000 hingga Rp25.000 per ekor.

Jenis penyu yang ditemukan di wilayah ini antara lain Penyu Sisik, Penyu Hijau, Penyu Belimbing, Penyu Tempayan, dan Penyu Lekang. Saat ini terdapat sekitar 200 tukik di lokasi penangkaran KOMPAK Sinar Penyu yang dirawat hingga siap dilepasliarkan ke laut.

Selain konservasi, Desa Dunu juga mulai mengembangkan wisata edukatif berbasis lingkungan. Wisata adopsi tukik dan kunjungan ke habitat penyu menjadi daya tarik tersendiri, seiring dengan upaya menjaga keseimbangan ekosistem laut yang mencakup terumbu karang dan padang lamun yang masih terjaga.

Konservasi penyu di Desa Dunu menjadi bagian penting dari strategi perlindungan biodiversitas laut di Provinsi Gorontalo. Dengan pendekatan kolaboratif antara pemerintah, akademisi, masyarakat, dan dunia pendidikan, diharapkan habitat penyu dapat terus terjaga secara berkelanjutan.*****

Baca berita kami lainnya di

Exit mobile version