READ.ID – Di media sosial beredar rumor berisi imbauan agar orang tidak keluar rumah pada 21 Desember karena bakal terjadi fenomena alam yang disebut Solstis.
Rumor tentang Solstis tersebut dibantah oleh Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) yang kini berada di bawah naungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Lapan menyebut imbauan tentang Solstis disampaikan oleh pihak yang kurang bertanggung jawab. Berikut ini penjelasan dari Lapan melalui akun Instagram-nya, @lapan_ri, terkait dengan fenomena Solstis:
“Halo #KawanBRIN!
Belakangan ini ramai di media sosial muncul imbauan untuk tidak keluar rumah pada 21 Desember 2022 dari pihak yang kurang bertanggungjawab. Imbauan ini muncul dan mengaitkannya dengan fenomena Solstis yang akan terjadi. Lalu, apakah fenomena Solstis itu? Seberapa berbahayakah solstis bagi manusia? Yuk simak ulasannya pada salindia berikut.
Secara umum, Solstis berdampak pada gerak semu harian Matahari ketika terbit, berkulminasi dan terbenam; intensitas radiasi Matahari yang diterima permukaan Bumi; kemudian berdampak pada panjang siang dan panjang malam; serta berdampak ke pergantian musim.
Dampak Solstis yang dirasakan oleh manusia tentu tidak seekstrem yang dinarasikan seperti pada imbauan yang disinformatif dan menyesatkan. Sekalipun di hari terjadi solstis ini terjadi letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami maupun banjir rob, fenomena-fenomena tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan Solstis dikarenakan Solstis merupakan fenomena murni astronomis yang juga dapat memengaruhi iklim dan musim di Bumi, sedangkan fenomena-fenomena tersebut disebabkan oleh masing-masing dari aktivitas vulkanologis, seismik, oseanik dan hidrometeorologi.
Jika #KawanBRIN menemukan berita maupun imbauan yang berasal dari pihak yang belum tentu jelas kebenarannya dan kurang dapat dipercaya, dimohon untuk tidak mudah percaya begitu saja, dan berhenti menyebarkan berita/imbauan tersebut, juga dapat mengedukasi sekaligus meluruskan berita/imbauan tersebut dari pihak yang terpercaya.
Demikian ulasan mengenai Solstis kali ini. Semoga dapat mencerahkan, menambah wawasan, terhindar dari hoaks dan lebih bijak lagi dalam menanggapi berita/imbauan yang beredar. Tetap sehat, tetap semangat, Salam Antariksa!
Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN @prantariksa_brin
Dalam keterangan gambarnya, Lapan menyebut Solstis berasal dari kata latin solstitium yang berasal dari dua kata: sol dan titium.
Sol berarti matahari. Stitium berarti tempat berhenti, balik atau singgah. Dengan begitu, solstitium bisa diartikan sebagai Titik Balik Matahari.
Secara khusus, menurut Lapan, Solstis sering didefinisikan sebagai peristiwa ketika Matahari berada paling Utara atau Selatan ketika mengalami gerak semu tahunannya, relatif terhadap ekuator langit. Solstis terjadi dua kali dalam setahun yakni pada Juni dan Desember.
Demikian penjelasan Lapan tentang fenomena Solstis yang beredar di media sosial belakangan ini.