READ.ID – Puluhan anak penyandang tuna rungu didorong untuk menunjukkan eksistensi dan kreatifitas mereka sebagai bukti tidak ada kesenjangan sosial.
Hal tersebut diungkapkan Sophia Bano mewakili Bunda Disabilitas Provinsi Gorontalo Idah Syahidah, saat merayakan Hari Bahasa Isyarat Internasional yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo, Minggu, (22/9/2019).
“Mereka ingin menunjukkan kreativitas mereka sebagai bukti bahwa mereka ini bisa. Otomatis hari ini merupakan hari besar mereka dimana mereka bangga berbahasa isyarat, bangga sebagai orang tuli, dan mereka ingin menunjukan eksistensi mereka,” kata Sophia
Puluhan anak penyandang tuna rungu berkumpul di rumah dinas Gubernur Gorontalo untuk merayakan Hari Bahasa Isyarat Internasional yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) Provinsi Gorontalo, bekerjasama dengan pengurus PKK Provinsi Gorontalo.
Pengurus PKK Pokja 1 ini menambahkan belajar bahasa isyarat zaman sekarang tidak susah lagi, salah satunya lewat aplikasi youtube. Namun apabila belum paham juga, bisa bergabung dengan sanggar tuna rungu.
“Keberadaan sangar khusus tuna rungu bisa juga menjadi wadah keterampilan untuk para penyandang tuna rungu yang mungkin kedepannya bisa meningkatkan taraf ekonomi mereka,” tandasnya.
Seperti diketahui jumlah penyandang tuna rungu di Provinsi Gorontalo sebanyak 1610 orang. Dalam kesempatan itu juga, diserahkan poster bahasa isyarat dari pengurus PKK kepada media TV TVRI, sebagai bentuk sosialisasi bahasa isyarat untuk semua. Anak anak tuna rungu juga menunjukan kemampuan menyanyi dengan menggunakan bahasa isyarat. (Rully Lamusu/Read.id)