READ.ID,- “Jika Anda memberitahu seseorang bahwa Anda berasal dari Tennessee, maka hanya ada dua hal yang mereka ketahui: musik dan wiski.”
“Tentu saja ada beberapa aliran musik berbeda, karena sebagian orang akan bicara tentang Elvis, lainnya mungkin tentang musik country. Tetapi ketika bicara soal wiski, hanya ada satu merk yang mereka kenal, yaitu Jack Daniel’s” ujar Jeff Arnett.
Jeff Arnett tidak membesar-besarkan hal itu. Ia adalah pakar penyulingan di pabrik penyulingan Jack Daniel yang terletak di kota kecil Lynchburg di Tennessee. Saat ini wiski terkenal ini dikirim ke seluruh dunia, tetapi hanya diproduksi di satu tempat, yaitu di kota Lynchburg. Dua ratusa tahun lalu pendiri dan sekaligus pembuat wiski “Jack Daniel” membeli lembah ini senilai dua ribu dolar Amerika. Pemandu wisata di tempat penyulingan ini, Ben Spears, mengatakan.
“Ada dua hal – atau mungkin tiga hal – yang diketahui Jack tentang tempat ini. Pertama, bahwa lembah ini bebas zat besi. Jika ada zat besi, maka akan merusak warna dan rasa, mengacaukan proses produksi. Ini adalah batu kapur, dan batu gamping adalah filter alami bagi zat besi. Jadi ketika air mengalir melalui batu kapur, ini akan membuat air secara alamiah bebas zat besi. Akan ada zat-zat lain seperti kalsium dan magnesium yang baik untuk membuat wiski, tetapi juga akan sangat dingin, seperti yang Anda rasakan sekarang. Dan yang Anda butuhkan untuk membuat wiski adalah sumber mata air yang dingin, untuk mendinginkan hal-hal tertentu selama proses pembuatan. Sepanjang tahun lembah ini memiliki suhu 56 derajat Fahrenheit atau berarti sekitar 13 derajat Celsius.”
Proses membuat wiski dimulai ketika air mulai dicampur kacang-kacangan. Penyulingan ini tidak pelit membagikan rahasia dapur pembuatan Jack Daniel’s. Campurannya adalah 80% jagung, 12% gandum dan 8% gandum hitam. Tambahkan ragi dalam campuran ini, dan ketika proses fermentasi selesai, distilasi atau penyulingan pun dimulai.
“Wiski adalah produk dari tempat dimana ia dibuat. Ragi yang kita gunakan didapat di daerah ini sehingga memiliki cita rasa lokal yang sangat kental. Mata air yang digunakan untuk membuat setiap tetes wiski Jack Daniel’s juga hanya mengalir dari satu sumber. Jadi saya kira jika Anda ingin memindahkan Jack Daniel’s ke lokasi lain, rasanya tidak akan sama,” ujar Jeff Arnett.
Salah satu bahan utama lainnya adalah arang, yang juga dibuat secara lokal. Ada 16 tumpuk kayu maple yang dibakar disini setiap minggu.
“Dalam dunia ilmu pengetahuan, karbon aktif seperti ini merupakan sistem penyaringan alami,” ujar Ben Spears.
Wiski melalui saringan atau filter alami di tong besar yang dilapisi arang ini selama tiga hingga lima hari. Proses ini sangat penting untuk membuat wiski yang baik, ujar Arnett. Tanpa itu, kita hanya akan mendapatkan bourbon biasa.
“Untuk mengawasi kualitas wiski yang dihasilkan, kami harus mencicipinya dalam beberapa titik prosedur pembuatan. Tetapi hanya mencicipi lho, bukan meminumnya. Jadi kami hanya merasakannya di dalam mulut, merasakan kenikmatannya sesaat dan mengeluarkannya. Kami harus memberi nilai rasa dan karakter minuman yang dicicipi itu,” jelas Jeff Arnett.
Setelah proses mencicipi itu selesai, wiski akan dituang ke dalam tong-tong yang tidak memiliki resin, dan kemudian kita hanya bisa menunggu.
“Kami menyebut ini sebagai proses pematangan wiski. Olahan minuman ini tidak berada di dalam tong untuk satu waktu tertentu, tetapi sampai benar-benar siap dikonsumsi. Jadi kami melakukan apapun agar hasilnya sesuai selera. Kami akan masuk ke tempat-tempat dimana tong wiski yang dimatangkan itu disimpan, biasanya dalam empat tahun. Kami akan mencicipinya. Kami melihat apakah rasanya sudah benar. Jika benar, baik dari sisi rasa maupun harumnya, kami akan memutuskan apakah wiski-wiski itu siap atau tidak dikonsumsi,” papar Ben Spears.
Meskipun siapa pun dapat mencoba wiski di tempat penyulingan, kita tidak dapat membeli sebotol Jack Daniel pun di Lynchburg. Di wilayah ini minuman beralkohol diperkenankan, tetapi tidak diijinkan membelinya di toko.****
Sumber: VOA Indonesia