People’s Bank of China Perkuat Hong Kong Sebagai Pusat Keuangan Internasional

READ.ID – People’s Bank of China (PBOC), yang merupakan bank sentral China, pada Senin (13/1) mengumumkan serangkaian langkah guna memperkuat status Hong Kong sebagai pusat keuangan internasional.

PBOC bekerja sama dengan sejumlah regulator keuangan lainnya di China Daratan dan di Hong Kong guna meningkatkan pasar renminbi (RMB) di luar negeri, mengoptimalkan konektivitas pasar keuangan, serta meningkatkan kenyamanan pembayaran dan penyelesaian, kata Gubernur PBOC Pan Gongsheng pada Forum Keuangan Asia (Asian Financial Forum) ke-18 yang digelar di Hong Kong.

Regulator-regulator tersebut akan memperkenalkan pengaturan likuiditas pembiayaan perdagangan renminbi dengan jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan dengan total kuota 100 miliar yuan (1 yuan = Rp2.208) atau sekitar 13,64 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.194).

Langkah itu akan menyediakan sumber pendanaan yang stabil dan berbiaya rendah untuk pembiayaan perdagangan renminbi bagi bank-bank komersial di Hong Kong, kata Pan, seraya menambahkan bahwa mereka juga akan secara proaktif mendukung Hong Kong dalam memperkenalkan obligasi berjangka pemerintah renminbi di luar negeri.

Regulator akan lebih meningkatkan mekanisme koneksi obligasi southbound, mendukung investor China Daratan agar lebih mudah membeli obligasi multimata uang dan memperpanjang waktu penyelesaian. Mereka juga akan memperluas cakupan jumlah investor dan meningkatkan jumlah bank kustodian secara teratur, kata Pan.

“Kemakmuran dan perkembangan pasar modal adalah inti dan fondasi dari status Hong Kong sebagai pusat keuangan internasional,” kata Pan, seraya berjanji mendukung lebih banyak perusahaan berkualitas tinggi untuk mendaftar dan menerbitkan obligasi di Hong Kong, serta meningkatkan proporsi cadangan devisa nasional yang dialokasikan di Hong Kong untuk membuka ruang yang lebih luas bagi pertumbuhan keuangan Hong Kong.

Forum selama dua hari itu diperkirakan menarik partisipasi sekitar 3.600 perwakilan keuangan dan bisnis dari 50 lebih negara dan kawasan. Mereka akan menghadiri lebih dari 40 sesi dengan berbagai topik, termasuk prospek ekonomi global, peluang pasar baru, kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), teknologi keuangan (fintech), keberlanjutan, dan filantropi.

Baca berita kami lainnya di

Exit mobile version