Peta Kekuatan Paslon Jelang PSU Gorut 2025, Siapa Paling Berpeluang Menang?

READ.ID,- Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Gorontalo Utara akan digelar pada 19 April 2025, pasca-putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memerintahkan pemilihan ulang secara menyeluruh. Tiga pasangan calon kembali bertarung untuk merebut suara pemilih di 11 kecamatan, 123 desa, dan 340 TPS.

Putusan MK Nomor 55/PHPU.BUP-XXIII/2025 yang dibacakan pada 24 Februari lalu menyatakan bahwa calon bupati Ridwan Yasin tidak memenuhi syarat pencalonan. Posisi Ridwan kemudian digantikan oleh Mohammad Siddik Nur yang berpasangan dengan Muksin Badar. Sementara itu, pasangan lain tetap diisi oleh Roni Imran–Ramdhan Mapaliey dan Thariq Modanggu–Nurjana Hasan Yusuf.

Berdasarkan data KPU Gorut, total daftar pemilih tetap (DPT) mencapai 92.601 orang, namun hanya 77.477 yang menggunakan hak pilihnya pada Pilkada 2024. Dengan jumlah suara sah sebanyak 76.229, pasangan Roni-Ramdhan unggul dengan 41.842 suara, disusul Thariq-Nurjana 29.283 suara, dan Ridwan-Muksin 5.104 suara.

Analisis akademisi Universitas Negeri Gorontalo, Dr. Funco Tanipu, menunjukkan bahwa selisih suara antara pasangan nomor urut 01 (Roni-Ramdhan) dan 02 (Thariq-Nurjana) sebesar 12.559 suara menjadi tantangan tersendiri bagi incumbent. Apalagi, penurunan suara Thariq dibanding Pilkada 2018 justru terjadi ketika ia berpasangan dengan Nurjana, istri dari politisi senior Thomas Mopili.

“Peningkatan suara Roni Imran dari 2018 ke 2024 mencapai 18.646 suara. Ini menunjukkan adanya pergeseran persepsi publik terhadap harapan perubahan yang dibawa oleh pasangan 01,” ujar Funco.

Dalam pemetaan wilayah, pasangan Roni-Ramdhan menang di sembilan kecamatan dengan basis suara terbesar di Atinggola, Kwandang, Gentuma Raya, dan Tomilito. Sementara pasangan Thariq-Nurjana hanya menang di dua kecamatan yakni Tolinggula dan Biau, dengan pengaruh sedang di Monano, Sumalata, dan Sumalata Timur.

Pasangan nomor urut 03 hanya meraih suara signifikan di Atinggola dan Monano. Namun setelah Ridwan Yasin menyatakan dukungan terhadap pasangan 01, peta kekuatan pasangan 03 diprediksi akan tergerus.

“Pasangan 02 harus bisa mencuri minimal 5.000 suara dari pasangan 01 dan 3.000 dari pasangan 03 untuk bisa membalik keadaan,” terang Funco. Namun, ia mengingatkan bahwa perubahan persepsi pemilih dalam waktu singkat bukan hal mudah, meskipun ada peningkatan sumber daya kampanye.

Menurut Funco, pendekatan ideologis yang kuat di antara para pemilih membuat PSU Gorut menjadi kontestasi yang tidak sekadar soal logistik, tetapi juga soal narasi dan persepsi publik.

“Pemilih Gorut kini terbagi dalam dua kutub: yang ingin perubahan dan yang ingin mempertahankan incumbent. Keduanya membutuhkan pendekatan berbeda jika ingin dimobilisasi secara efektif,” pungkasnya.

PSU Gorontalo Utara akan menjadi salah satu momen penting dalam sejarah demokrasi lokal Indonesia, sekaligus ujian bagi strategi pemenangan yang tidak hanya bertumpu pada logistik, melainkan pada kedalaman komunikasi politik dan kekuatan jejaring sosial di akar rumput.******

Baca berita kami lainnya di

Exit mobile version