READ.ID – Kepolisian Sektor (Polsek) Dungingi melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kebakaran pasar Dungingi, Kota Gorontalo pada Selasa (25/5/2021).
Petugas mendatangi lokasi kejadian dengan memasang garis polisi yang dipimpin langsung Kapolsek Dungingi Ipda Ibnu Kaitsar Rizka.
Ipda Ibnu mengatakan, pihaknya telah menanyakan kepada sejumlah saksi yang pertama melihat kebakaran.
“Sejak semalam kami sudah turun TKP untuk melakukan pemeriksaan,” ucap ucap Ipda Ibnu saat diwawancarai Read.id di Mapolsek Dungingi.
Dugaan sementara, kata Ipda Ibnu, penyebabnya adalah korsleting listrik dari pemasangan kabel yang tidak layak pakai.
Polisi memastikan tidak ada dugaan lainnya, karena berdasarkan keterangan saksi, tidak terlihat orang saat awal kebakaran terjadi.
“Sementara dugaan kosleting listrik. Tidak ada dugaan lain, selain itu. Masalahnya kejadian itu secara tiba-tiba, tengah malam dan sepi sekali. Jadi tidak ada orang sama sekali saat kejadian. Kebakaran nanti diketahui saat orang melintasi di jalan itu,” ungkap Kapolsek Dungingi.
“Kemudian orang itu melapor ke Polsek dan petugas langsung menghubungi pihak petugas pemadam kebakaran. Alhamdulillah respon petugas pemadam dengan cepat memadamkan api agar tidak merambat ke lapak lainnya atau di rumah-rumah di sekitar situ,” ucap Ipda Ibnu saat diwawancarai Read.id di Mapolsek Dungingi.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun dilaporkan ada tiga lapak yang terbakar dan kerugian ditaksir mencapai Rp50 juta rupiah.
Berikut video kebakaran pasar Dungingi:
Sementara itu sejumlah pedagang mempertanyakan adanya kebakaran yang sudah ketiga kalinya di pasar Dungingi tersebut. Kebakaran pertama terjadi pada bulan September 2019 dan kembali terbakar pada Desember tahun 2019.
Pedagang menilai ada dugaan lainnya yang menjadi penyebabnya.
Seperti yang disampaikan Safrudin Yebakar (55), salah satu pedagang yang menjadi korban. Ia merasa aneh dengan kejadian ini.
“Kalau kosleting, tapi di lapak tidak ada listrik. Ini kan sudah ketiga kalinya, saya rasa aneh dan tidak masuk diakal,” tutur Safrudin kepada Read.id.
Ia menceritakan, sejak kejadian pertama dan kedua, polisi sudah datang melakukan pemeriksaan tempat kejadian perkara (TKP), tapi dugaannya korsleting listrik.
Safrudin menduga ada oknum yang tidak bertanggungjawab dengan sengaja membakar pasar tersebut. Namun ia tidak mau menuduh tanpa bukti.
“Sampai sekarang kan belum ada bukti penyebabnya, selalu diduga korsleting listrik. Saya harap ini bisa diusut tuntas oleh polisi. Semuanya saya serahkan kepada polisi,” ujarnya.
Ketiga kalinya menjadi korban, kata Safrudin, ia mengalami kerugian hingga mencapai lebih dari Rp50 juta rupiah.
“Saya disini jualan makanan dan kue. Dari pertama sampai ketiga, ada sekitar lebih lima puluh juta rupiah saya mengalami kerugian. Mana lagi membuat lapak dan menyiapkan alat bahan makanan dan minuman,” imbuhnya.
(Wahyono/Read)