READ.ID – Kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) lebih terstruktur di dunia maya daripada di lapangan. Berbeda dengan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) yang lebih terstruktur di lapangan.
Seperti yang dikatakan oleh Karo Penmas Divhumas Polri Brigjen Pol Dr. Dedi Prasetyo mengatakan, Senin (14/10).
“JAD tidak terstruktur di lapangan, beda dengan JI yang terstruktur di lapangan. Mereka terstrukturnya secara virtual,” ungkap Brigjen Pol Dedi Prasetyo, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (14/10/19).
Mantan Wakapolda Kalteng itu menjelaskan kelompok JAD akan memberi kabar terlebih dahulu apabila hendak melakukan aksi amaliyah. Kabar itu diberikan melalui media sosial, dimana Telegram menjadi salah satu media sosial yang dimanfaatkan kelompok teroris tersebut.
“Intensitas komunikasinya di media sosial terstruktur dan sistematis. Kalau mau melakukan amaliyah, mereka akan sampaikan di Telegram maupun media sosial lainnya, misalnya ‘Saya akan melakukan amaliyah pada hari ini’,” jelas Brigjen Pol Dedi Prasetyo.
Namun dalam komunikasinya dia tidak akan menyebutkan secara detail siapa yang menjadi targetnya termasuk waktu dan tempatnya.
“Dia cukup men-declare akan melakukan amaliyah, mohon doanya, langsung dilakukan,” tutur mantan Kapolres Ponorogo itu.
Mantan Kapolres Lumajang itu menuturkan bahwa aksi amaliyah yang dilakukan anggota kelompok tersebut sesuai dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing.
“Bergerak melakukan amaliyah dengan kemampuan masing-masing, kalau kemampuan membuat bom ya contohnya suicide bomber,” tutur Jenderal Bintang Satu itu. (Content Writer)