Puncak Kemarau Wilayah Gorontalo Awal September

Puncak Kemarau
Tanaman Padi di Pilohayanga Barat Kecamatan Telaga Alami Gagal Panen. (Foto Wahyono Mopangga)

READ.ID – Wilayah Provinsi Gorontalo akan memasuki puncak kemarau pada September ini, sebagaimana data perkiraan dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Gorontalo.

“Kemarin kita sudah prediksi, mulai pertengahan Agustus hingga puncak kemarau pada awal September 2019,” kata Wahyu Guru I, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG, Rabu (4/9).

Dia menuturkan bahwa musim kemarau merupakan siklus tahunan setelah musim penghujan. Namun pihaknya memantau kekeringan yang terjadi di Gorontalo saat ini lebih kuat dari tahun sebelumnya.

“Kondisi ini, selain diakibatkan oleh kemarau panjang, juga diperkuat oleh cuaca global El Nino (lemah),” kata Wahyu.

Menurutnya, semenjak bulan Juli 2019 Provinsi Gorontalo mengalami kondisi El Nino lemah.

“Kemungkinan, ini yang mengakibatkan adanya pergeseran musim. Membuat cuaca lebih ekstrim daripada sebelumnya. Tahun kemarin biarpun kemarau masih ada hujan. Tapi, tahun ini tidak ada sama sekali,” ujarnya.

Dia menambahkan, meski bukan termasuk kategori bencana besar, nyatanya kekeringan membuat lumpuh beberapa sektor kehidupan masyarakat, seperti kesulitan air bersih dan sejumlah petani mengalami gagal panen.

Akibat dari musim kemarau sejak beberapa bulan terakhir ini, sedikitnya ada 800 hektare sawah padi di Kabupaten Gorontalo mengalami gagal panen akibat musim kemarau sejak dua bulan terakhir.

Tanaman padi menjadi kerdil karena tidak mendapatkan suplai air yang cukup, sehingga tanah sawah menjadi kering dan retak.

Baca berita kami lainnya di

Exit mobile version