READ.ID, – Jaringan irigasi di Desa Taluduyunu, Kecamatan Buntulia, Kabupaten Pohuwato merupakan salah satu kebutuhan mendasar masyarakat setempat. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Gorontalo, pun siap dan segera merealisasikan rehabilitasi jaringan irigasi di desa itu.
Seperti diungkapkan Kepala Bidang Sumber Daya Air PUPR Romen S. Lantu, ketika dihubungi terpisah melalui selular Senin (08/04/2019).
Bahwa pihaknya belum lama ini telah menggelar sosialisasi proyek rehabilitasi jaringan irigasi, yang dihadiri langsung oleh Kepala Dina PUPR Provinsi Gorontalo Handoyo Sugiharto.
“Kegiatan itu turut dihadiri langsung oleh seluruh petani di Desa Taluduyunu,” ujar Romen.
Sementara itu Kadis PUPR Provinsi Gorontalo Handoyo Sugiharto menjelaskan, sosialisasi ini sengaja digelar PUPR guna menyamakan persepsi termasuk meminta masukkan dari petani setempat, terkait pelaksanaan rehabilitasi jaringan irigasi.
“Kenapa kami buat sosialisi seperti ini, karena berdasarkan pengalaman-pengalaman di tempat lain yang tidak dilakukan sosialisasi, begitu proyek pekerjaan di mulai pasti akan ada protes. Kami sendiri mengantisipasi hal itu, supaya tidak terjadi,” terang Handoyo.
Melalui pertemuan itu komunikasi antara PUPR dengan pihak kecamatan, aparat desa dan para petani berlangsung baik. Sehingga melahirkan beberapa kesepakatan bersama, salah satunya penetapan waktu berapa lama pintu air harus dibuka dan di tutup.
Tidak hanya itu tambah Handoyo, hasil pertemuan dengan petani tersebut sangat membantu PUPR dalam melaksanakan pekerjaan. Hasil maksimal dan terbaik dari pekerjaan proyek jaringan irigasi ini, tentu menjadi harapan bersama.
“Pekerjaan rehabilitasi irigasi di biayai oleh dana alokasi khusus (DAK) sebesar 1,1 miliar, dan waktu pekerjaan selama 180 hari kerja atau selama 6 bulan. Sementara panjang saluran irigasi tersebut, mencapai 1.038 meter dan akan mengairi luas 160 hektar sawah.
Kesepakatan lain yakni PUPR nantinya akan membuat tiga pintu air pembagi, agar air laut tidak dapat masuk ke sawah milik petani. Kemudian untuk pengerjaan buka dan tutup pintu air selama tiga hari, itu baru dimulai Bulan Mei mendatang.
“Mengingat kami akan memulai pengerjaan jaringan irigasi ini, maka Bulan Mei kami akan berlakukan sistem buka tutup pintu air selama tiga hari. Yakni buka pintu air tiga hari, dan tutup juga tiga hari,” jelas Handoyo.
“Kenapa kami lakukan itu, karena untuk mempercepat pekerjaan saluran air tersebut dan juga agar para petani dapat mengairi sawah mereka. Apalagi di masa tanam setelah panen itu, para petani sangat memerlukan volume air yang sangat besar,” timpal Handoyo.