READ.ID,- Kunjungan kerja Rachmat Gobel di Desa Bulontio Timur, Kecamatan Sumalata, Gorontalo Utara (8/4), bukan sekadar formalitas reses. Anggota DPR RI dari Fraksi NasDem ini kembali menapakkan kakinya di tanah kelahiran dengan pendekatan yang lebih membumi: mendengar, melihat, dan menindak.
Disambut hangat warga, Gobel datang bukan dengan janji, melainkan rekam jejak. “Sangat jarang tokoh Gorontalo yang sudah sukses di luar, mau kembali mengabdikan diri untuk Gorontalo,” ujar Wiwin Poiyo, tokoh perempuan Sumalata. “Hanya Pak Rachmat Gobel yang kami lihat benar-benar tulus membangun Gorontalo.”
Bukan tanpa alasan Wiwin menyampaikan kekaguman itu. Ribuan bantuan rumah dan ratusan alat mesin pertanian yang telah disalurkan di wilayah Gorontalo Utara menjadi argumen kuat bahwa politik tidak selalu harus sinis—setidaknya tidak dalam kamus Rachmat Gobel.
“Menurut saya, beliau adalah sosok yang menggambarkan wakil rakyat sesungguhnya, tidak hanya datang lima tahun sekali ketika Pemilu,” tambahnya.
Dalam reses kali ini, Gobel tidak datang sendiri. Ia didampingi Wakil Ketua DPRD Provinsi Gorontalo Ridwan Monoarfa. Salah satu isu utama yang mencuat dari warga adalah persoalan klasik yang kian menahun: banjir dan tanah longsor.
Gobel menanggapi dengan respons cepat, meminta kepada Roni Imran dan Ridwan Monoarfa untuk segera meninjau lokasi-lokasi terdampak dalam waktu dekat. “Nanti akan diklasifikasi mana aspirasi yang bisa dibackup oleh APBD Gorontalo Utara, Provinsi, dan mana yang akan saya perjuangkan melalui APBN,” tegasnya. Nada suaranya tidak meledak-ledak, tapi firm—mencerminkan pengalaman dan kesungguhan.
Lebih dari itu, ia juga melemparkan ide besar soal kemandirian pangan. Baginya, Gorontalo Utara punya dua kekuatan utama: lahan dan masyarakat yang siap bekerja. Dua modal itu, jika dirancang dengan baik, bukan tidak mungkin menjadi pijakan baru ekonomi lokal yang lebih kokoh.
“Pangan dan pertanian tidak hanya soal bertahan hidup, tapi soal martabat,” ucapnya dalam satu kesempatan.
Di tengah maraknya kritik terhadap DPR yang dinilai tak cukup hadir dalam kehidupan rakyat sehari-hari, kehadiran Rachmat Gobel di Sumalata menyodorkan narasi tandingan. Bahwa wakil rakyat seharusnya memang hadir bukan sekadar datang saat musim kampanye.
Di Desa Bulontio Timur, pada 8 April itu, politik bukan soal retorika. Ia turun ke tanah, menyentuh lumpur, dan mendengarkan jeritan yang selama ini hanya sampai ke meja redaksi atau dinding media sosial. Dan dalam politik seperti itu, mungkin, harapan menemukan ruangnya kembali.******