READ-ID – Wakil Ketua DPR RI Koordinator bidang Industri dan Perdagangan (Korinbang), Rachmat Gobel mengaku prihatin atas perkembangan jumlah penderita positif terinfeksi Virus Corona (COVID-19) yang setiap hari terus meningkat.
Bahkan berdasarkan laporan Juru Bicara (Jubir) Penanganan Bencana COVID-19, Juri Achmad Yurianto, sampai Selasa siang (17/3), masyarakat yang positif terinfeksi virus ini mencapai 172 orang. “Ini berarti dua hari terjadi lonjakan 55 kasus, karena Minggu (15/7) diumumkan masyarakat positif mengidap virus corona 117 orang,” kata Rahmad melalui dalam keterangan pers yang diterima awak media di Gedung Nusantara III Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (18/3) siang.
Berdasarkan laporan itu, kata wakil rakyat dari Dapil Provinsi Gorontalo itu, korban meninggal lima dan sembilan orang dinyatakan sembuh. Sementara itu, dari update di seluruh dunia, sampai Selasa (17/3) pukul 10.10 WIB, angka infeksi COVID-19 mencapai 182.605 orang di 162 negara.
Menurut politisi Partai Nasdem ini, apa yang dilakukan pemerintah saat ini maksimal, sangat serius dan terus berusaha memperbaiki sistem, komunikasi, dan proses penanganan medis yang luar biasa. “Saya melihat upaya yang dilakukan Presiden Jokowi menekan penyebaran virus Corona terus diperbaiki.”
Rahmad menilai, penanganan memang terlihat gagap, karena kalah cepat dengan kemunculan penderita positif COVID-19. Bahkan, pemerintah kurang cepat mempersiapkan mitigasi bencana penanganan penyebaran virus corona.
Dia juga melihat langkah mitigasi juga belum maksimal ketika Jokowi mengumumkan begitu mulai terjadi proses penularan dua warga. Penyebaran terasa cepat hingga pihak Istana mengumumkan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dinyatakan positif corona.
Seharusnya, kata Rahmad, sejak awal penularan virus korona di China dan menyebar ke beberapa negara secara cepat, kita sudah mempersiapkan langkah antisipasi. Pemerintah seharusnya melakukan dan mempelajari proses mitigasi yang dilakukan negara seperti China, Jepang, Korsel, Singapura dan beberapa negara Eropa.
Apakah pemerintah perlu segera membicaraan dengan parlemen untuk proses alokasi dana talangan atau ada pos dana darurat yang dialokasikan dalam APBN untuk dicairkan begitu terjadi pandemi seperti sekarang ini?
“Semua harus dilakukan secara sistem. Tak ad hoc atau parsial karena hasilnya akan sia-sia. Begitu muncul pandemi baru, kita kembali gagap lalu kalang kabut,” kata dia.
Yang tak kalah pening dipehatikan, kata Rahmad, bagaimana persiapan rumah sakit rujukan yang taat Standar Operasi Prosedur (SOP). Bagaimana sumber daya medis yang memadai dan cukup atau tidak, termasuk persiapan obat, alat pelindung medis, serta logistik ke rumah sakit, baik pangan hingga farmasi bisa berjalan dengan baik atau tidak.
“Yang paling penting, penanganan atau perintah penanganan kasus berada dalam komando satu tangan. Ini penting untuk menetukan jalan atau tidak proses penanganan dan penekanan penyabaran virus corona, hingga minimal dan berhenti,” demikian Rahmad Gobel.
(Akhir R Tanjung)