READ.ID – Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Eduart Wolok paparkan desa Pancasila Bonuraja kepada Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Gedung BPIP Jakarta, Senin (09/3).
Pemaparan yang disampaikan Eduart di sela-sela kegiatan pertemuan Lembaga Perguruan Tinggi Keguruan (LPTK) dengan BPIP, dalam membahas tentang keterlibatan kampus dalam membumikan Pancasila.
Eduart Wolok menyampaikan, Universitas Negeri Gorontalo telah menginisiasi pelembagaan Banuroja menjadi Desa Pancasila. Hal ini sebagai upaya manajemen strategik kelembagaan yang diinisiasi oleh Universitas Negeri Gorontalo dan Pemerintah Kabupaten Pohuwato.
Kata Eduart, pelembagaan nilai-nilai toleransi dan kerukunan sangat penting untuk diinisiasi dan dirawat dalam rangka menjamin kehidupan keberagaman yang keberlanjutan.
Oleh sebab itu, pihak UNG dan Bupati Pohuwato Syarif Mbuinga telah mencanangkan Banuroja sebagai Desa Pancasila pada bulan Januari lalu. Gagasan ini juga didukung Pemda Pohuwato karena komitmen Pemerintah setempat dalam mewujudkan toleransi di Gorontalo
“Desa Banuroja yang terdapat di Kabupaten Pohuwato menjadi salah satu pilot project untuk desa-desa lainnya, baik di Gorontalo maupun provinsi-provinsi lainnya. Desa ini selama lebih dari 10 tahun tidak didapati tindakan kriminal sama sekali,” ungkap Eduart Wolok dalam presentasinya di depan Dewan Pengarah BPIP dan Kepala BPIP.
Dalam kesempatan itu, Eduart Wolok juga mengajak Kepala BPIP Yudian Wahyudi untuk meninjau langsung Desa Banuroja. Ajakan ini untuk membuktikan bahwa ada juga contoh kongkrit di Gorontalo.
Presentasi yang disampaikan Rektor UNG membuat dewan pengarah BPIP Jenderal TNI Try Sutrisno dan 12 rektor yang tergabung dalam LPTK memberikan apresiasi. Dimana selama ini, Gorontalo yang dikenal memiliki filosofi Adati Hula-Hulaa to Syara’a, Syara’a Hula-Hulaa to Qur’ani merupakan konsensus terakhir yang disepakati pada era raja Eyato, telah terbukti secara kongkrit inkluisivitas nilai-nilainya.
UNG diharapkan menjadi garda terdepan dalam membumikan Pancasila di lapisan masyarakat, khususnya mewujudkan desa Pancasila di tempat lain.
“Desa Banuroja yang dipaparkan Rektor UNG perlu dikembangkan ke daerah lain, sebagai bagian pengembangan dan aplikatif nilai-nilai Pancasila”, kata Dewan Pengarah BPIP, Jenderal Try Sutrisno.
Sementara itu, Kepala BPIP, Yudian Wahyudi mengatakan, praktik-praktik Pancasila tersebut diikat dalam MoU antara Universitas Negeri Gorontalo dan BPIP.
“MoU ini tidak sekedar formalitas ikatan emosional antara BPIP dan kampus, tetapi tindakan berikutnya adalah implementasi dari diskusi-diskusi yang ada hari ini”, tandas Yudian Wahyudi. (Adv/RL/Read)